ATL dan BTL Sikat Terus


Rie, lo main Above The Line aja atau Below The Line ?, pertanyaan itu sering banget ditanyakan ke gue dari kawan-kawan gue. Jawaban gue selalu, Sikat terus deh, mau ATL atau BTL juga.

Malah sekarang ada yang meng-kelaskan diri untuk spesialis TTL (Through the line), itu juga kadang masih gue sikat kok. Gue sih udah pernah mengerjakan keduanya (ATL dan BTL), yang bingung itu kadang gue juga men-supervisi kerjaan Digital untuk kebutuhan Agency. 

Sebagai contoh gue pernah mengerjakan untuk pekerjaan digital untuk Markasia, dimana pekerjaan itu adalah membuat solving problem untuk antrian tamu yang datang diacara marketing gathering mereka. Gue membuatkan mini program yang disinkronisasikan dengan undangan. Jadi para tamu datang, usher tinggal scanning barcode saja. 

Panin Asset Management Event
Nah, pertanyaannya itu ATL atau BTL ? 
Mboh lah, he he he .... Gak jelas garisnya bukan. Disebut TTL juga bukan. Atau ada lagi gue mengerjakan project menyelesaikan masalah untuk sosialisasi penanganan Rabies dengan menggunakan Android aplikasi dan Ios.

Aplikasi Android dan IOS
Hayo ini TL yang mana, gak jelas juga kan. Jadi memang salah satu kelebihan gue terkadang gue juga menyelesaikan solusi baik event atau apapun yang terkait dengan branding menggunakan Solusi digital. Karena udah kebiasaan diajarin bikin flowchart jadi terkadang logic programnya tiba-tiba nongol kayak ilham. 

Padahal gak bisa juga bikin program, tapi pasti ini bisa diselsaikan dengan program kalau udah ketemu masalahnya. Nah untuk permasalahan ATL, udah banyak juga yang gue kerjakan untuk pekerjaan ATL, sebagai contoh lo bisa lihat niy gambar dibawah : 







Nah kalau BTL gak usah Show off portofolio deh. Karena itu gerobak yang dipinggir jalan yang headernya tulisan Advertising juga gak pernah ditanyain portofolio kalau buat kerjaan BTL mah. Salah satu kerjaan BTL bisa lo liat berapa kali gue grab Event diblogsite gue aja. 

Nah jadi gue bukan asal bunyi masalah "sikat terus". Tapi kalau memang gue bisa pasti gue bilang sikat, kalau gue gak bisa juga gue akan coba perdalam materinya dulu. Menurut pengalaman gue sih, terkadang ada yang namanya susah bener tapi pekerjaannya sudah pernah gue kerjakan sebelumnya. 

Jadi better buat gue mendingan gue tanya itu seperti apa, dari pada sok tahu mendingan makan tahu aja, iya gak ? 

Banyaknya pengusaha yang ada di Indonesia ini membuat banyaknya tantangan bagi seputaran dunia branding di Negeri kita ini. Selalu ada keinginan dari client ingin selalu tampil beda dengan cara yang beda dari kompetitornya. Itulah yang membuat dinamika baru untuk seputaran dunia branding. Khusunya untuk media-media yang konvensional. 

Makanya gue terkadang tidak mau cepet puas untuk terus mendalami dunia yang sangat gue gemari sekarang ini (dari dulu sih sebenarnya). Jadi gue terus mencoba menimba ilmu dari kawan-kawan yang memang bekerja pada bidangnya (agency) baik itu yang masih konvensional maupun yang sudah modern secara pemikiran. 

Karena mau diapa-apain juga konvensional juga masih banyak diminati oleh beberapa client kita untuk mengejar awerness audiens mereka. Jangan mentang-mentang sudah banyak yang modern lalu konvensional dianggap tidak penting. Buat gue keduanya itu sangat penting kok, bagaimana kita bisa tau modern kalau konvensionalnya tidak dipelajari, bisa-bisa capture awarness nya tidak tercapai.

Terus pertanyaan keduanya, gue bisa kontrak lo secara personal aja kan gak usah pakai Fabian Studio ?, Buat gue juga itu gak ada masalah. Karena nanti biasanya, begitu nyangkut urusan produksi yang udah mepet-mepet, fabian studio juga pasti akan dikaryakan. Kelebihannya selalu itu, alias produksi mepet waktu, ha ha ha. 

Jadi mau bawa gue-nya aja hayo, mau bawa team gue juga hayo. Gak ada masalah, toh gue juga kalau dijadikan project manager nanti akhirnya share problemnya ke fabian studio juga. Buat gue semuanya bisa kita bicarakan saja, gak usah ribet-ribet deh. Yang penting semua kontrak kerjasamanya jelas, jadi gue bisa kerjakan semuanya sesuai dengan kontrak yang ada.

Tapi nanti kalau gue pakai jasa lo, terus lo share deh pekerjaan yang dari gue di Website lo ?, loh gue share kan apa yang gue kerjakan. Gue juga gak ngaku-ngakuin kalau itu pekerjaan punya gue. Gue selalu bilang kalau itu pekerjaan si x dan gue disana mengerjakan hanya sebatas ini, ini dan ini. Dan itu pun gue juga kalau memang ada keterangan diawal kalau project tidak boleh di share, gue juga gak akan share. Baik di blogsite gue maupun di Fabian Studio. 

Banyak juga pekerjaan yang gak bisa gue share karena memang ada pasal yang berbunyi demikian pada klausal perjanjian kerjasama, yah gue sih gak ada masalah dasarnya. Sebenarnya secara prinsipal itu sih gak usah dijadikan masalah, yah seperti yang gue bilang, lo maunya bagaimana gue tinggal ikutin aja. Gampang bukan ? 

Prioritas buat gue adalah, pekerjaan yang diserahkan ke gue atau team gue selesai sesuai dengan bunyi kontrak yang gue atau team gue tanda tangani. Itu aja konsentrasi utama gue, masalah yang lain nomer sekian. 

Dibikin enak aja semuanya, karena kalau mau dibuat gak enak jadi makin ribet aja urusannya. Sementara ngeliat macetnya Jakarta aja udah ribet mau ditambah-tambah lagi ribetnya, males banget kan. 

Jadi ATL dan BTL, "Sikat aja Bro", buahahahahahahahahahahahahahahahahahahhahahahaa. Gue siap bantu lo untuk mengerjakan apa yang bisa gue kerjakan dan satu hal lagi yang gue janjiin, yang pasti yang terbaik selalu gue berikan buat client-client gue. 

Itu (gaya mario teguh yang nyebelin setengah mati). 







Salam Kreatif, 
Arie fabian

Comments