Alasan Lebih Memilih Grabcar daripada Taksi


Terus terang gue sangat nyaman menggunakan sarana transportasi yang mendadak juga jadi favorit kebanyakan orang. Buat gue alasannya bukan selalu persaingan harga semata, melainkan ada banyak faktor penentunya. Coba telusuri tulisan ini, siapa yang yang merasakan hal yang sama dengan gue silahkan komentar dibawah postingan ini. 

1. Argo (Meteran Harga)


Yang pertama sekali adalah permasalahan Argo. Ketika kita menggunakan sarana transportasi umum dan masih melihat argo kayaknya nggak banget deh. Karena kalau menurut gue, argo pada saat sekarang udah gak ideal buat para pengguna jasa untuk angkutan umum. Dimana kita tidak bisa melihat transparansi berapa tarif yang harus kita bayar jika kita menggunakan cara pembayaran menggunakan argo. 

Dari Argo ini jadi banyak keterkaitannya, antara lain, jika seseorang yang datang dari luar Jawa, datang ke Jakarta, maka jika kita mengandalkan argo maka kita akan menemukan perasaan harap-harap cemas. Bisa saja jika kita ketemu oknum supir yang nakal membawa kita melingkari jalan yang ingin kita tuju. Seharusnya jalan itu bisa ditempuh sepanjang 10 meter, karena tadi gue bilang ulah oknum, maka jalan itu bisa menjadi 200 meter, alias diputer-puterin. 

Bandingkan dengan grab, dimana tarif flat maka kita tidak akan memiliki kekhawatiran akan ditunjukkan jalan yang berputar-putar. Sekalipun itu ada, gue rasa itu supir grabcar yang baru datang dari luar jawa dan kalau buat gue mah selama itu tidak ada jadwal yang penting maka gue nikmatin aja, karena tidak akan berpengaruh kepada jumlah pembayaran yang akan gue bayarkan kepada pengemudi. 

Mungkin kalau gue simpulkan ada beberapa yang berpendapat, berapapun per-kilometer atau per-meternya seharusnya bukan menjadi masalah yang besar buat para pengguna sarana transportasi khususnya di Kota Jakarta kita ini. Karena kita sangat mengetahui, betapa banyaknya orang sibuk yang membutuhkan sarana transportasi umum ini. 

Akan tetapi jika memang bentuknya tidak transparan alias kita tidak mengetahui, maka kita cenderung khawatir berapa jumlah tagihan yang akan kita bayarkan diakhir kita menggunakan jasa transportasi umum ini. Jadi menurut gue, Grabcar ini memang sudah memberikan kenyamanan bagi para pengguna jasa transportasi umum khususnya di Kota Jakarta tercinta kita ini. 

Dan kalau menurut gue lagi, sudah seharusnya mereka (Para Pelaku Usaha Taksi) memperbaharui metode tarif mereka jika memang tidak ingin ditinggalkan oleh para konsumennya. Dengan cara yang memang bisa dikalkulasikan bersama, dengan begitu konsumen akan bisa melihat tarif Flat yang akan mereka bayarkan.

2. Seat yang lebih banyak


Taksi yang umumnya hanya memiliki 2 Seat sangat tidak diuntungkan posisinya jika bersaing dengan Grabcar. Jadi gini, gue banyak denger cerita dari para supir grabcar, terkadang ada yang mereka bawa (konsumen) itu naik 5 sampai 6 orang dan bayarnya patungan. 

Biasanya lagi yang spesiesnya begini adalah anak sekolah, ini mah cerita versi supir grabcar aja. Jadi mereka biasanya tinggal di satu komplek, lalu naik grab pulangnya dan mereka membayarnya dengan cara patungan. Kalau bicara luasnya bagasi mungkin sama saja dengan taksi, hanya jumlah penumpang tidak akan bisa bersaing dengan grab. 

3. Mendapatkan Pengalaman

Karena memang Grab ini belum lama-lama banget, biasanya gue kalau naik grabcar ini biasanya ingin mendengarkan cerita sang pengemudi. Ada saja selalu cerita-cerita yang unik yang diceritakan oleh mereka. Mulai mereka yang mendapatkan penumpang yang aneh-aneh sampai dengan dapat penumpang yang bikin si pengemudi serba salah alias artis. 
Karena kalau pengalaman gue naik grabcar-an ini rata-rata supirnya anak muda. Jadi begitu naik langsung bisa akrab dan ngobrol yang memang mereka juga selalu asik diajak ngobrol. 

4. Tidak Khawatir

Jumlah kejahatan pada angkutan umum ini sangat minim sekali, bahkan setahu gue sih supir-supir untuk grabcar jarang banget masuk berita karena ada tindakan yang tidak baik kepada konsumennya. Walaupun terbilang baru, hal inilah yang membuat konsumen tidak khawatir untuk menggunakan transportasi umum ini. 

Dan biasanya memang para supir Grabcar ini tahu jalan-jalan tikus untuk menuju lokasi yang kita tuju. Walaupun pernah beberapa kali gue temuin supir yang gak tahu jalan sama sekali dijakarta, tapi mereka bisa mengandalkan aplikasi Waze yang menurut gue lumayan efisien kok. 

Kalau sepengalaman gue menggunakan taksi, para supir taksi walaupun ada GPS pada mobil mereka, akan tetapi mereka sangat males banget menggunakannya. Gue gak tau kenapa. 

Kalau ditanya seberapa sering gue menggunakan Grabcar, jawabannya adalah lumayan sering. Kalau dulu pergi jarak jauh nyupir sendiri, sekarang mah mending grabcar-an aja, toh sama saja uang bensin yang keluar. Malah kalau menggunakan jasa transportasi ini bisa tenang tidur, karena biasanya gue ditawarin sama supirnya, "istirahat saja pak kalau memang ingin istirahat, nanti begitu sudah dekat-dekat tujuan saya bangunkan". 

Dan begitu gue bangun, sudah hampir sampai tempat yang gue tuju. 





Salam Kreatif, 
Arie fabian

















Comments