Malas Merajalela, Ketika Instan dijadikan Sebuah Pilihan


2 Tahun yang lalu, gue inget bener, dimana saat itu gue ditawarin oleh kawan gue untuk ikut investasi seperti apa yang mereka lakukan. Gue tanya saat itu bagaimana cara investasinya, lalu dia menjawab, cukup masukkan uang paling kecil 5 juta lalu kita akan mendapatkan 10% dari uang yang kita berikan selama seminggu sekali "seumur hidup". 

WHAT ?

Gue pusing setengah mati mendengarnya, dimana otak gue secara otomatis memproses sebuah hitungan dimana jika 5.000.0000 maka seminggu sekali kita akan mendapatkan 500 ribu, lalu dalam waktu 10 minggu kita balik modal, Rp. 5.000.000,- dan sisa nyawa saya kira-kira 20 tahunan lah minimal, maka kalau 20 x 12 x 500.000 itu sama dengan berapa yah ?

Gue bilang sama kawan gue itu, coba tolong jelaskan rumusannya bagaimana bisa terjadi seperti itu. Lalu dia menjawab saat itu, bahwa bisnis ini hitungannya sudah tidak lagi menggunakan tambah-tambahan, kurang-kurangan, bag-bagian, dan kali-kalian. Jadi pakai rumus phitagoras ?

Gue langsung bilang, nggak untuk jawabannya. Karena segala sesuatu yang tidak masuk akal gak bakal gue jalanin ah. Gue biasanya mencari uang saja setiap harinya pakai cara-cara yang masuk akal. Dan kawan gue bilang lagi, bahwa dia sudah investasi sebesar 25 juta. sekarang dia mendapatkan perminggu-nya itu sekitar 2.500.000,-

Gue salamin aja dia saat itu dan bilang, "selamat minimal 1 tahun lagi lo sudah masuk daftar 10 orang paling kaya minimal di daerah lokal Tangerang lah.

Setelah hampir 6 bulan gue gak ketemu sama dia, lalu pada saat bulan ketujuh gue gak sengaja papasan dengan dia. Lalu entah kenapa gue kok penasaran ingin menanyakan perkembangan dari investasi dia yang pernah dibicarakan. Lalu dia menjawab, "nanti maleman yah gue ketempat lo".

wow, gue udah siap-siap mau ditraktir yah minimal nasi goreng deh paling amsyong pada saat malam itu. Waktunya tiba, malam pun datang bersamaan dengan dia mengetuk pintu rumah gue. Akhirnya gue bukakan pintu terus mempersilahkan kawan gue ini masuk. Tidak langsung membicarakan itu terlebih dahulu akan tetapi akhirnya sampailah pada topik itu.

Dia menjawab, uangnya yang dia investasikan baru balik 20.000.000,- tepatnya minggu kedelapan. Minggu kesembilan kantornya hilang, alias pada saat kesana (kantornya) semuanya sudah tidak ada. Hanya sisa bangunannya saja. Ternyata akhirnya ramai memang diberitakan di TV bahwa ini adalah modus sebuah penipuan. Dan dia bilang sangat menyesal sekali karena memang sudah tergiur untuk masuk kesana.

Intinya setiap masuk kesana, kita diharuskan untuk mengajak orang kembali masuk kesana. Jika kita berhasil mengajak orang, maka kita dapat presentase kembali sebesar 1% untuk satu orang yang kita ajak. Jadi seandainya pada saat itu gue jadi masuk, maka gue dapat komisi 10% dan kawan gue menjadi 11%.

Sayang Instan itu bukan pilihan gue dalam perihal mencari nafkah. Karena buat gue, bisnis itu harusnya real, prosesnya, penghitungannya, pengerjaannya, dan lain sebagainya. Selama gue masih bingung bagaimana pola dan prosesnya, maka dari dulu gue gak bakal pernah mau jalanin bisnis itu.


Shortcut terbaik untuk dapat instan dalam berusaha adalah belajar dan mencoba lebih giat lagi. Rajin evaluasi diri, evaluasi cara dan membenahi terus menerus pengembangan. Kalau hanya tidak ingin bekerja keras demi mendapatkan banyak uang, maka gue menyimpulkan Anda itu malas. Cuma itu, apapun alasannya.

Kejadian itu masih banyak terjadi kok sampai saat ini akhirnya gue mencoba membuat artikel ini. Karena selewatan di timeline Facebook gue mendapatkan keluh kesah tentang money game dengan cara-cara terbaru. Dan selalu ada saja korbannya, yang terkadang memprihatinkan uang yang digunakan untuk investasi adalah hasil dari jual aset pribadi. Jika memang itu tidak terkembalikan, maka sumpah serapah akan segera keluar darinya.

Buat Anda yang ingin mencoba hal yang seperti gue ceritakan diatas, gue sih saran, mending uang lo itu digunakan untuk buka toko kelontong yang jauh lebih real daripada yang aneh-aneh. Cari saja dulu jalan bagaimana caranya mencari uang yang mencukupi kita bukan yang membuat kita menjadi serakah. Karena ketika kita kerjakan segala sesuatu dari kecil, maka semuanya akan indah pada waktunya, Sedap .....

Jangan berkhayal ketinggian dengan modal 30 juta maka Anda bisa berharap langsung bisa menjadi 60 juta dalam waktu yang singkat. Walaupun cara yang real banyak untuk melakukan hal seperti itu bukan dengan cara ikutan money game seperti cerita gue diatas.

Yah mudah-mudahan aja kita semua bisa dijauhkan dari kekhilafan apabila ada orang yang kita percaya menawarkan kita hal-hal yang seperti ini. Karena jujur aja, terkadang hal yang paling sulit adalah menolak ketika kawan baik kita menawarkan hal-hal seperti ini. Kita akan mengambil sampling paling mudah dengan berfikiran masa sih dia mau nipu gue.

Dan bisa jadi seperti kawan gue diatas, gue percaya banget kalau dia tidak bermaksud menjerumuskan gue saat itu. Hanya saja dia ingin menawarkan kebahagiaan sesuai dengan apa yang dia dapatkan. Tapi dia karena tidak tahu, makanya dia mengajak gue saat itu. Cuma itu yang ada didalam fikiran gue. Karena memang yang menawarkan gue saat itu memang kawan baik gue sendiri yang didalam fikiran gue tidak mungkin dia mau menjerumuskan atau menjebak gue.

Cuma memang sayangnya, gue sudah terbiasa segala sesuatunya itu harus jelas dulu didepan, daripada nanti kedepannya ribet. Apalagi sama kawan dekat sendiri, jadi gak enak nanti kalau ada apa-apa dikemudian harinya. Daripada gue ribut sama dia hanya karena uang 5 juta atau 10 juta, yah lebih baik gue gak ikutan maka sampai saat ini pun hubungan gue dalam berkawan tidak ada masalah.

Kalau gue ikut gue yakin banget, gue masih mengenang memori dimana uang gue akhirnya tidak bisa dipertanggung jawabkan dan dapat menyebabkan kita akan terlibat hutang piutang antara gue dan kawan gue sekarang.

Yah mudah-mudahan tulisan gue bisa menjadi manfaat buat para pembaca blogsite gue. Dimana akhirnya lo bisa memutuskan untuk ikut atau tidak dalam urusan money game yang sedang ditawarkan dihadapan Anda.






Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments