Masalah, siapa yang mau mengundangnya, jawabannya pasti semua orang tidak akan pernah mau mengundangnya. Tapi memang sialnya, tanpa undangan-pun biasanya memang dia datang menghampiri kita. Karena kalau dalam prinsip gue hidup bahwa kita hidup aja itu sudah masalah pastinya.
Cuma bedanya dulu pas kita lahir, masalahnya diselesaikan oleh orang tua kita, nah ketika kita dewasa masalah itu sudah tidak bisa diwakilkan penyelesaiannya. Kita lahir tidak pakai baju akhirnya jadi masalah, dibelikanlah kita baju oleh orang tua kita. Begitu pun saat kita menangis pertama kalinya karena haus atau lapar, begitupun juga orang tua kita memberikan kita asi-nya untuk bisa kita minum agar menyelesaikan masalah.
Nah sekarang banyak yang tidak mau terkena masalah, padahal kalau gue bilang, masalah sangat diperlukan untuk menguji tingkat kedewasaan kita. Kalau memang gue lagi gak ada masalah yah gue coba-coba cari masalah (Konotasinya jangan disamakan sama Preman yang nampol orang loh yah), tapi melainkan mencoba sesuatu hal yang baru yang belum pernah gue lakuin dan coba gue lakuin.
Nanti akhirnya jadi banyak masalah tuh, cobain aja. Contoh kecil gini, ketika orang berbicara handphone dengan basis operating systemnya Android, coba deh lo ganti ke IOS (alias ganti handphone). Begitu lo ganti handphone lo, maka yang terjadi pasti lo nambah masalah kan.
Pertama lo harus cari tahu gimana cara pakai tuh handphone, yang kedua lo harus kenali bagaimana caranya download aplikasi, dan seterusnya dan seterusnya.
Nah kalau memang Anda secara tidak sengaja terkena masalah yang besar (apa yah masalah besar), Anda biasanya sangat mudah tersulut emosi sehingga mengedepankan amarah Anda. Stress, panik, bingung dan yang lainnya.
Sebenarnya reflek itu malah yang menimbulkan banyak masalah loh, kalau gak percaya coba aja deh. Kalau memang lo lagi ada masalah terus temen lo bercandain lo, respon yang lo keluarin adalah marah, maka itu akan jadi nambahin masalah lo, bener gak ?
Gue sih punya tips yang gue gak tahu loh yah bisa gak jika ini diterapkan kepada Anda. Yang pertama adalah pada saat gue mendapatkan masalah, hal yang pertama gue hindarkan selalu adalah emosi atau marah, walau kadang sering lupa sih.
Yang gue lakukan adalah "Menjauhkan masalah" tersebut. Wah, lari dari kenyataan dong ?
Bukan lari dari kenyataan, tapi menjauhkan masalah disini adalah mencoba menjauh dari apa yang kita lihat. Jadi gini, kalau mata, kita ibaratkan sebuah lensa kamera dan membidik sebuah objek maka jika objek itu adalah masalah tuker lensa kita, dari 55 - 200 ke lensa 18 - 55. Rooming yah ?
Lihat aja deh ilustrasi gue dibawah :
Ilustrasi abal-abal |
Nah lo bisa lihat kan pada gambar diatas. Biasanya posisi kita pada saat marah kondisinya seperti gambar nomer 1 (satu). Nah yang biasa gue lakukan adalah seperti gambar 2 (dua), seperti yang gue bilang tadi yah, walau kadang suka lupa juga.
Itulah yang gue sebut menjauhkan masalah, dimana kita mundur sejenak melihat permasalahan itu secara utuh. Cara yang paling mujarab buat gue adalah mencari tempat yang menurut gue sangat nyaman. Jangan dikamar yah, lebih tepatnya keluar dari ruangan. Kalau gue favoritnya mencari tempat makan yang di luar ruangan (Outdoor), dimana gue bisa melihat langit, kendaraan lalu-lalang, aktifitas orang yang ada disekitar kita, dan yang lainnya.
Dengan begitu biasanya membuat otak kita menjadi jauh lebih rileks dan akhirnya kita bisa melihat secara satu kesatuan dari masalah itu sendiri (alias fikiran kita akan menjadi jernih). Jika sudah demikian, maka kita akan jauh lebih mengelompokkan permasalahan yang kita hadapi.
Baru setelah itu pakai rumus "If", "Or", "sum" dan kawan-kawannya. Jika yang gue lakukan ini apa dampaknya, atau gue lakukan yang begini gimana akibatnya, pada saat itu akan terjadi kalkulasi logika yang sangat hebat, akan tetapi itu harus dengan fikiran yang jernih dulu.
Don't do This ... seriously ... |
Apa yang difikirkan selalu ada masalah baru lagi, jadi saat kita berfikir akan menyelesaikan masalah itu, maka yang terjadi malah terkadang muncul masalah baru lagi. Contoh, ketika kita memang mendapatkan masalah kita menggunakan modal orang lain ketika berdagang, janji mengembalikan akhir bulan, pada saat jatuh tempo kita belum bisa membayarnya.
Yang ada dalam fikiran kita adalah, jika gue ngomong kepada si X gue belum bisa bayar maka yang akan terjadi si X gak akan percaya lagi sama gue.
Lihat, Maka si X gak akan percaya lagi sama gue ...... itu masalah baru lagi dari hasil usaha kita menyelesaikan masalah. Kalau gue pribadi sih keluarkan segala kemungkinannya. Misalnya dari contoh diatas, keluarkan semua kemungkinannnya :
1. Ngaku belum ada uang
2. Lari (buron)
3. Pinjam uang kawan yang lain lalu kasih kepada X dan buat waktu peminjaman dengan si Y
satu bulan.
4. Bikin skenario dagangan kita di rampok orang lain
5. Minta bantuan teman untuk membantu meyakinkan si X agar omongan kita bisa mendapatkan iba
6. Ngaku dagangan kita tidak laku, dan belum bisa bayar kepada si X
7. dst .... dst ....dst
Kalau buat gue berantakin semua kemungkinan yang ada, setelah itu baru kita akan bisa melihat mana langkah yang paling masuk akal kita ambil.
Kalau gue pribadi untuk permasalahan diatas adalah pasti memilih langkah nomer 1. Urusan nanti dipercaya atau tidak dipercaya lagi itu belakangan yang terpenting dalam urusan bisnis kunci yang pertama adalah harus jujur. Baru perkara teknis gimana ngomongnya bisa kita set, dengan mengundang si X main ketempat kita jualan, seumpamanya, atau banyak cara yang lain.
Tindakan ini merupakan tindakan yang paling masuk akal dan membantu gue banget pada saat gue menghadapi masalah. Gue harus mundur sejenak, cenderung melupakan masalah untuk segera mencari tempat yang bisa bikin gue nyaman, lalu mulai perlahan cari stimulan yang bisa membuat booster mood kita menjadi baik.
Mencicipi makanan yang manis-manis seperti cokelat biasanya bisa membunuh bad mood untuk bisa mengembalikan konsentrasi kita. Atau mencicipi makanan yang belum pernah dicicipi, kayak pancake yang aneh, dengan taburan tobeleron atau dengan rasa durian dan mangga dalam satu pancake.
Hal yang paling sulit pada saat kita mendapatkan masalah kita biasanya didalam posisi yang bad mood, dan ini sangat rentan sekali untuk marah, maka dari itu bad mood-nya memang harus dihilangkan dengan mem-booster mood agar bisa baik.
Sejauh ini pastilah masalah itu ada, selepas mata kita selesai terpejam maka kita akan dijumpai masalah yang pertama, yang paling dekat kita harus mandi, masalah bukan ?
Jadi kalau menurut gue sih gak usah menjadikan masalah itu seperti hantu, ingat dengan mbasalah, karena sesungguhnya kalau ada Mas-alah maka seharusnya ada Mba-salah juga kan ?
Karena Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan, jadi gak mungkin Adam diciptakan tanpa ada hawa (Makin ngelantur).
Yowes deh, setidaknya itu sih tips dari gue, mudah-mudahan bisa bermanfaat buat para pembaca blog gue, kalau gak bermanfaat yah udah, gak usah diambil hati yah, nanti jadi masalah baru lagi loh.
Arie fabian
Comments
Post a Comment