Ngayal ngasih solusi Macet di Jakarta


Ha ha ha ha ha, masalah klasik, tapi tak pernah kunjung ada ujungnya. Bukannya berkurang kenyataannya terus bertambah. Itulah masalah Jakarta, dimana macet sudah menjadi Icon untuk kota yang sangat sibuk ini. Dimana Jakarta menjadi sebuah kota yang luar biasa macetnya. 

Bahkan hampir rata-rata bagi orang yang ingin duduk dikursi panas (Gubernur DKI) selalu menggoda para audiens-nya dengan kalimat yang bertajuk "mampu mengatasi macet Jakarta". Ya, namanya juga Kota Primadona, jadi bagaimana caranya pun godaan itu harus dibuat setidak mungkin bener agar orang mengalihakan perhatiannya kepadanya. 

Mustahil ? 

Sebenernya tidak, kalau menurut gue. Selama itu ada sebuah kesadaran dan kemauan bersama Jakarta ini akan bisa bebas dari Macet. Yang selalu membuat tidak selesai kan cuma kemauan dan kesadaran bersama. Contoh kecil kalau bicara kesadaran, kalau kita sama-sama sadar aja, dengan membawa mobil itu bisa menjadi penyumbang kemacetan, maka mulailah naik angkutan umum, maka Jakarta jadi tidak macet lagi tuh. Bener gak ? 

Tapi lantas timbul pertanyaannya, mau apa nggak ? 
Jawabannya pasti nggak ........... 

Ada beberapa cara yang bisa menstimulan kesadaran itu sebenernya (kalau menurut gue loh). Dulu kita pernah melihat Ahok naik busway kemana-mana waktu masih menjadi Wagub, dengan begitu lapisan masyarakat pun akan melihat, ketika seorang pemimpinnya menggunakan Transportasi umum, berarti keamanan dan kenyamanan sudah bisa dirasakan oleh semua lapisan. 

Nah kalau seumpamanya Ahok keluarin Pergub yang berisi, semua PNS di Jakarta harus menggunakan Transportasi umum, kira-kira gimana yah ? 
(Maaf, namanya orang lagi khayal kan bebas aja yah, kan cuma berandai-andai). 

Jangan pilih rambut, eh salah pilih kasih. Dari bawah sampai atas jangan boleh pakai mobil pribadi, dan angkutan umum harus disiapkan untuk melayani migrasi dari pengguna mobil pribadi menjadi mobil umum, kira-kira gimana yah dampaknya ?

Bisa dihitung gak, jumlah PNS yang ada di Jakarta itu berapa puluh ribu orang, taro lah kita bicara 40% nya adalah pengguna mobil umum. Berapa tuh jumlahnya ? iya bener, banyak. 

Lalu dibuat lagi aturan yang menegaskan, yang berkepentingan kepada instansi Pemerintah dilarang juga membawa Mobil. Misalnya mau ngurus dokumen ke Kantor Walikota, maka tidak boleh bawa mobil, karena Parkiran di Pemerintahan  akan dibuat taman bermain dan lapangan-lapangan bola.

Seru kali yah ?

Bertambah lagi tuh jumlah mobil dijalanan. Nah sisanya tinggal dibuat korelasi yang lainnya agar akhirnya bisa menekan semua pengendara kendaraan Pribadi untuk beredar dijalanan Jakarta. Kalau memang menyelenggara Pemerintah pada naik angkutan umum, maka tidak ada lagi ketakutan masyarakat umum untuk mencontohnya.

Kalau memang dicontohkan, Rakyat kecil mah pasti ngikut aja. Malah kedepannya, buat orang yang naik mobil jadi malu, ketika kebanyakan orang sudah naik angkutan umum. Lalu kedepannya apa yang terjadi kira-kira ?

Yup, Toyota akan mengikuti jejak Perusahaan yang hengkang kaki seperti drama yang baru saja terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Gue masih melihat pada saat sekarang ini Mobil dijadikan barometer status sosial pada umumnya. Gue kagak bicarakan mobil yang dipake untuk kepentingan keluarga loh. Jadi gue kadang suka bingung kalau lagi wara-wiri di Jakarta, udah tau macet, masih juga lebih senang bawa kendaraan pribadi yang rela menghabiskan banyak uang untuk mengeluarkan bahan bakar.

Padahal sesekali kalau gue lihat mukanya itu udah kayak kertas dilipet 100 kali, lecek bro. Ada yang kelihatan pusing (ini bensin cukup kagak yak sampai rumah), ada juga yang marah-marah aja kerjaannya, semua orang diklaksonin, wah lucu-lucu deh.

Tapi itu, gue bingungnya mereka lakukan itu setiap hari, pada jam yang sama, tempat yang sama, dan kondisi yang sama. Akhirnya gue menemukan kesimpulan ngasal, bahwa pada data dikemudian harinya akan keluar anekdot yang menyebutkan faktor orang Jakarta mati muda karena "MACET"
Nanti coba gue cek deh data statistik penyakit stress di Jakarta, meningkat apa nggak yah.

Kalau menurut lo sendiri bagaimana kira-kira nih sahabat para pembaca blog gue ini ?
Ada lagi gak ide lo yang lebih asal dari ide gue ?

Kalau ada, coba utarakan aja daripada jadi jerawat nantinya.

Jangan yang serius-serius yah, apalagi sampai nyalah-nyalahin pejabatnya, jangan loh, awas loh. Karena gue yakin  sepenuhnya nggak juga karena pejabatnya kok ini jadi salah bersama (jamaah).






Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments