Ngumpet di Online System e-KTP


Ini ada yang lucu kalau menurut gue, jadi gini, pengalaman gue mengurus KTP yang hilang. Dimana kita tahu bahwa pengurusan KTP sekarang sistemnya sudah online. Nah bukannya gue gak punya KTP, melainkan KTP gue hilang karena waktu itu gue ngurus pekerjaan Acara Porseni BUMN di Gedung Kementrian BUMN. 

Nah gue ngurus sendiri datang (walaupun untuk pengantar RT dan RW di bantu), Gue datang ke Kelurahan pengen ngerasain bagaimana menjadi warga Negara yang baik (he he he). Nah setelah gue ditangani oleh mereka sekitar 2 bulan yang lalu, maka mereka menginput data yang gue isikan kedalam form Online. 

Lalu setelah itu gue diberikan Resi sebagai KTP sementara gue kalau memang ada apa-apa dengan segala urusan yang berhubungan dengan KTP ini. Lalu setelah dikasih Resi, maka wajarnya gue bertanya kapan selesainya KTP gue, maksudnya disini eKTP gue kapan selesainya. Maka dia menjawab, itu tergantung Online Pak 

WHAT ???

Jadi gue diminta masuk kesebuah Website dan mengetikkan Nomer Induk Penduduk gue (NIP). Jadi kalau disitu tertulis belum tercetak, maka yah belum tercetak. Kalau ditanya berapa lama kira-kira, maka jawabannya sama, itu tergantung online pak. 

KEREEEEEEEEEEEN .... 

Alamat Website-nya
Ada dua hal sih yang pengen gue kritisi disini tentang sebuah pelayanan yang mana sebuah Identitas ini memang sangat dibutuhkan untuk warga Negaranya. Dimana untuk Pelayanan seperti ini sangat disayangkan kalau masih terjadi keterlambatan atau memang tidak bisa dijelaskan secara transparan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh Publik. 

Yang pertama adalah, gue bisa bilang system itu tetap manusia yang buat, dimana sebuah system dibuat dengan menggunakan Flowchart dan itu tetap manusia yang membuat. Dalam pembuatan Flowchart sebuah proses harusnya bisa disosialisasikan kepada petugas yang memang berhubungan langsung dengan masyarakat, sehingga ada sebuah jawaban yang lebih masuk akal kita terima dibandingkan dengan tergantung Online. 

Yang kedua, kita sama-sama tahu yah, ketika KTP kita berganti nama menjadi eKTP, harapan gue tadinya KTP ini sama dengan Kartu ATM yang bisa kita urus dan gunakan dicabang mana saja. Sangat disayangkan kalau namanya udah modern (eKTP) tapi prosesnya masih konvensional. 

Seumpama begini, kalau KTP kita berdomisili Jakarta, lalu kita bekerja di kawasan Bogor dan dalam waktu panjang, kalau gue gak mungkin mengganti KTP gue menjadi KTP bogor. Nah yang jadi masalah, kalau KTP kita habis atau akan diperpanjang (gue masih belum tahu nih, rencananya KTP akan diberlakukan seumur hidup), atau misalnya kejadiannya sama seperti gue, hilang. 

Maka seharusnya gue bisa urus administrasi dikantor Pemerintahan Bogor, karena memang database-nya sudah bisa di cek secara online. Dengan begitu barulah gue bilang itu pantas dinamakan eKTP karena memang segala sesuatunya sudah bisa dilakukan dengan menggunakan Fasilitas "e" yaitu, Internet. 

Tapi sekali lagi gue gak protes, gue akan tetap menunggu sampai si System Online akan mengabarkan kepada gue bahwa KTP yang baru gue sudah jadi. Ini cuma inputan aja, agar prosesnya kedepan bisa lebih baik dan semakin baik. Gue tetap bangga karena memang kita akhirnya bisa bermigrasi dari sistem konvensional ke era digital. Walau ada beberapa yang kadang masih gue rindukan maksimalitas dari pengurusan sebuah Proses. 

Segala sesuatu pastilah terdapat kekurangannya, begitu juga dengan gue. Tidak ada kesempurnaan dalam proses membuat satu perubahan. Gue percaya niat baik Pemerintah kita ingin terus membuat efisien dan efektif dalam melayani. 




Salam Kreatif, 
Arie fabian

Comments