Otak, Pornografi hingga Kriminalnya


Dari lama gue udah cukup memperhatikan beberapa kasus khususnya pada Pemerkosaan yang marak terjadi di Negeri tercinta kita ini. Gue dari dulu curiga, bahwa Negeri kita sedang dilanda agresi budaya habis-habisan melalui konten-konten tentang free thinking dan Pornografi. Namun gue gak menemukan teori yang pas sampai gue temukan video yang dikirim oleh kawan gue, antara pengaruh pornografi hingga bisa menyebabkan kelakuan kriminal kejahatan tentang pemerkosaan dan hubungan bebas. 

Berikut memang video yang diberikan dari kementrian sosial dan bekerja sama dengan Kominfo (sepertinya), memberikan penjelasan tentang dopamin yang berlebih menyebabkan kita menjadi lebih agresif lagi kepada konten kesenangan dimana konteksnya disini adalah Video Porno. 


Dari video diatas, gue sih menyimpulkan rasa penasaran dari menonton hingga melakukan menjadi sangat besar. Karena memang akhirnya kita menjadi penasaran dan penasaran, hingga ingin mencoba melakukan tindakan yang persis dilakukan pada film porno.

Kita melihat seperti kasus-kasus Pemerkosaan yang marak terjadi, dimana pemerkosa bukan hanya ingin melampiaskan nafsu bejatnya semata, melainkan seperti mencari sensasi tersendiri. Dengan memperkosa secara beramai-ramai, menganiaya sebelum memerkosa dan lainnya. Sehingga sepintas itu terlihat bahwa pelaku disini bukan hanya berbicara ingin melampiaskan nafsu birahi semata.

Sungguh mengerikan kalau memang ini tidak bisa ditanggulangi, bisa dibayangkan bagaimana re-generasi kita kedepan nanti yang memiliki mental yang memang tidak lagi bisa dipertanggung jawabkan.

Kali ini gue bicara bukan dari sudut pandang yang lain, hukum dan sebagainya. Melainkan gue berbicara dari sudut pandang sosial. Dimana ketika memang sebuah prilaku manusia yang sudah tidak bisa ditolelir sehingga menyebabkan keresahan diantara masyarakat pada saat ini.

Bicara pencegahan tentang pornografi ini, blokir situs porno kalau gue rasa sih tidak akan pernah cukup. Karena kita sangat tahu, yang namanya orang memiliki rasa ingin tahu yang besar maka mau diblokir seperti apapun maka dia akan menemukan cara bagaimana cara mendapatkannya. Dengan menggunakan Proxy misalnya, dan masih banyak cara yang lainnya.

Kecuali kita ingin memperlakukan Negeri kita seperti Cina, dimana semua konten sosial media di Block tidak bisa masuk kenegera tersebut. Tapi lagi-lagi gue gak jamin kalau Negeri kita bisa melakukan itu.

Pemerintah juga kalau gue bilang sudah sangat telat ketika membuat kebijakan tentang pemblokiran dan sosialisasi masalah konten-konten yang berbahaya pada saat kita berseluncur di dunia maya. Tapi lagi-lagi gue bilang itu tetap berguna daripada melakukan pembiaran terhadap masyarakatnya.

Dan itu juga bisa digempur secara terus menerus untuk memberikan edukasi seperti video diatas. Terus terang gue sangat apresiasi ketika memang video itu dikeluarkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang bahaya Pornografi.

Tapi jangan lupa juga, bahwa pendidikan moral haruslah ditegakkan kembali. Dimana kita dulu pernah memiliki pelajaran yang bernama PMP Pendidikan Moral Pancasila. Sampai sekarang gue juga gak tahu kenapa ini dihapuskan dirubah namanya menjadi PPKN (Pada saat jaman gue, gak tahu sekarang masih ada apa nggak).

Gue sih setuju untuk membangkitkan lagi moral-moral ketimuran kita yang memiliki rasa malu, rasa bersalah, rasa toleransi yang besar, dan rasa-rasa yang jaman dulu gue rasakan. Karena untuk Anak sekarang khususnya, gue melihat itu mulai terkikis dan memang diganti menjadi era ke-egoisan dan era arogansi.

Terus terang gue cukup prihatin dengan masa yang sekarang ada. Layaknya anak kecil yang diberikan pisau tanpa diberikan pengarahan apa-apa, sehingga pada saat dia terdesak pisau itu digunakan untuk membunuh sesamanya tanpa ada perasaan bersalah, karena pisau tersebut diberikan oleh orang tuanya.

Ironis bukan, moga-moga kedepan kita bisa memperbaiki ini, setahap demi setahap, sampai menjadi satu tingkat pisau yang diberikannya itu tidak pernah disalah gunakan karena dia akhirnya mengerti bahwa membunuh itu dilarang di Negeri ini.

Kurang lebih seperti itulah internet pada saat ini, informasi yang disajikan selain membawa manfaat namun secara bersamaan juga memberikan dampak yang negatif kepada para peselancarnya. Kita tidak bisa menyaring informasi apa yang bisa berikan kepada anak kita, karena memang sensor kita masih sangat terbatas dibandingkan dengan penyedia konten yang setiap hari selalu bertambah.

Maka cara lainnya adalah, terus mengedukasi para penggunanya agar akhirnya mereka bisa bijak menerima informasi yang dia terima dari sebuah fasilitas yang bernama INTERNET.






Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments