Tips Untuk Anda dalam membuat Undangan Pernikahan


Yes, Undangan Pernikahan merupakan salah satu material yang paling penting dalam sebuah acara pernikahan tapi sering sekali tidak dianggap. Bagaimana tidak dianggap, dalam urusan perencanaan biaya sebuah pernikahan biasanya undangan diletakkan posisinya pada bagian akhir. Coba aja tanya sama yang mau nikah, karena biasanya yang difikirkan pertama kali itu adalah gedung, kedua adalah Katering, bla, bla, bla, bla, ............ dan baru deh undangan. 

Tapi nih, kalau masalah undangan salah cetak, maka akan jadi pertempuran hebat dengan membawa nilai sejarah dan ekonomi yang amaat panjang. "Tau gak mas, kita itu menikah sekali seumur hidup, dan bla bla bla bla bla" .... 

Uaaaaapes deh pokoknya tukang undangan, makanya Gue sudah tinggalkan emoh nyetak undangan dari 3 tahun yang lalu. Baju pengantin salah yang kena diomelin tukang undangan kalau undangan yang kita buat salah. 

Nah maka dari itu, gue mau ngasih beberapa tips aja, kalau memang Anda ingin menikah, maka undangan itu jangan di anak tirikan. Fungsinya sama pentingnya kayak acaranya, kalau menurut gue sih. Bagaimana tidak, sebuah undangan itu merupakan bentuk representatif akan pesta yang akan kita adakan baik dari sisi kesiapan maupun dari sisi yang lain. 

Kalau memag kita hanya sekedar membuat (asal jadi), maka tamu yang diundang juga akan berfikir bahwa kita niat gak sih sebenarnya mengundang dia.


"Buat apa sih bikin undangan bagus-bagus, nanti juga dibuang"
Mau ngasih undangan aja pamrih, takut dibuang atau disimpan. Kan kalau orang ngasih seharusnya gak boleh pamrih yah ? (he he he)

Tapi kalau gak baguuuuus, pernah mikir gak gimana perasaan yang kita kasih undangan ?
(gue belain tukang undangan nih sekarang)

Jadi yang pertama dilakukan seharusnya adalah merencanakan dengan baik akan seperti apa undangan pernikahan yang akan kita buat. Budget normal untuk membuat undangan itu kisaran 4.000.000,- sampai dengan 5.000.000 untuk 500 undangan (standard menurut gue yah).

Standard disini yang gue bilang biasanya dengan budget segitu kita sudah bisa menggunakan hardcover  (Undangan yang tebel-tebel) dengan tabuhan foild silver atau emas, dan pita yang menjuntai-juntai. Istilahnya undangan itu sudah sangat layaklah diberikan kepada orang lain.

Dibawah budget itu pasti dapatnya tidak tebel, atau memang ukurannya yang berkurang sekalipun bisa tebel. Kalau kita berfikir maka harga satuan undangannya jadi Rp. 5.000,- jangan langsung kepikiran dengan brosur yang harganya satu lembar cuma 150 perak. Bedaaaaaaaaa, secara fungsinya juga beda. Paling susah kalau orang Finance yang nikah, dia akan mencari Harsat alias harga satuan, lalu dia compare dengan material promosi yang biasa kantornya belanjakan dibawah harga tersebut, lalu terjadi deh tawar menawar kayak di pasar inpres.

Setelah budget Anda siapkan, hal kedua biasanya adalah bentuk Anda coba mulai eksplorasi. Seumpamanya, Anda ambil contoh dari kawan-kawan Anda yang telah menikah yang undagannya ada dengan Anda, atau memang berkunjung keteman untuk hunting bentuk bentuk undangan.

Jangan cuma melihat diinternet yang gambarnya cuma satu buah (gambar depannya doang). Karena nanti Anda akan mendapatkan hasilnya yang tidak sesuai dengan keinginan Anda. Kalau memang Anda mau custom, maka lebih baik gue sarankan datang langsung ketempat undangan yang memang dia spesialis menangani undangan.

Jangan ketukang cetak, gue anjurkan mah jangan ketukang cetak. Ada beberapa tukang cetak yang hanya mau ambil ordernya aja tapi males mikirin detailnya. Jujur, mengerjakan undangan itu butuh detail yang teramat luar biasa. Bisa juga ke tukan cetak, tapi mereka biasanya memiliki blanko kosong undangan yang akan dibuat. Nah kalau itu boleh deh, karena mereka sudah tinggal cetak nama Anda pada undangan kosong yang mereka siapkan stoknya.


Siapa bilang kalau kita cetak undangan pakai blanko jelek, tergantung cari blanko-nya dimana, kalau Anda berjalan ke TBZ, Insan Card, dan yang lainnya, Anda akan mendapatkan blanko yang bagus-bagus kok. Anda tinggal berikan naskah nya saja, tunggu maka langsung jadi deh undangannya.

Tapi kalau Anda mau custom, ingin tampil beda dengan yang lainnya, yah saran gue sih siapkan aja dana yang cukup tinggi untuk perencanaannya. Karena sang perencana juga sudah sepantasnya dapat fee kreatif atas apa yang nanti direncanakanya.

Setelah Anda sudah menentukan pilihan ingin yang seperti apa, lalu Anda siapkan materi naskahnya. Dimana Anda harus mempersiapkan tanggal, nama mertua, nama pasangan lengkap Anda, dan sebagainya untuk materi yang akan dicetak pada undangan Anda.

Pengalaman lucu gue nih dulu, ada calong pengantin wanita yang nggak tahu nama lengkap calon suaminya. Buhahahahahahahaahahahahahahahahaha, gue bingung setengah mati, dia beli kucing dalam karung kayaknya. Kalau nama Mertua mah masih lumrah, karena memang jarang banget kita bisa nemu moment untuk mengetahui nama lengkap mertua, ini calon suami.

Biasanya yang membuat undangan itu kalau gue ketemunya sama pihak ceweknya terus. Kadang pihak wanita didampingi oleh calon suaminya. Karena biasanya yang mengurus undangan itu pihak wanita (biasanya yah).

Nah, setelah naskah yang sudah dibuat diserahkan, kalau saran gue sih minta dia buatkan satu dulu. Tidak harus dalam bentuk jadi undangan, tapi dalam bentuk print-print an. Ini mencegah ketika nanti jadi cetak terdapat kesalahan nama dari yang kita tulis maupun dari kesalahan ketik.

Kalau gue dulu menyarankan orang yang mau bikin undangan sama gue harus menyerahkan naskah dalam bentuk digital (Word). Daripada gue salah ketik bisa runyam urusannya, makanya gue biasanya minta sama si pemesan untuk menuliskan naskah menggunakan Word.

Pengalaman gue lagi niy, gue pernah dapat undangan yang turut mengundangnya du lembar halaman buku tulis. Coba bayangin, mana namanya lengkap dengan gelar, itu bisa 3 hari gue ngetiknya, gemporrr QC nya, makanya gue bilang kasih digitalnya aja.

Kalau sudah dapat print-print-an nya, Anda bisa simpan hasil yang sudah dia print lalu bawa kepada pihak keluarga. Kedua keluarga nih, jangan cuma keluarga Anda dulu. Pengalaman gue lagi nih, Ada yang minta nama laki-laki duluan nama perempuannya setelah laki-laki, padahal normalnya nama perempuan itu pasti duluan.

Karena kalau menurut gue, yang buat hajat itu pasti pihak perempuan, makanya nama perempuan itu selalu duluan. Tapi ada waktu itu dia minta nama laki-lakinya duluan padahal pestanya dirumah wanita. Makanya mungkin ada hal-hal adat,fengshui, dan yang lainnya, maka serahkan dulu kepada pihak calon mertua kita. Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Setelah mendapatkan approval dari calon mertua, maka Anda fotocopy print-an itu, lalu Anda tanda tangan, dan persilahkan dilanjutkan proses cetaknya. Maka Anda akan mendapatkan hasil yang persis sesuai dengan apa yang sudah Anda tanda tangani.

Kelihatannya sepele (cuma undangan), tapi kalau nggak hati-hati ini bisa fatal, karena memang menyangkut nama baik dua keluarga. Gue pernah bikin salah 5 tahun yang lalu bikin undangan, sampai sekarang tuh masih musuhan. Padahal gue udah memperbaiki dan mencetak lagi undangannya sampai 3 kali, tapi musuhannya mah tetep.

Yah kurang lebih kayak gitulah, lika-likunya untuk membuat sebuah undangan untuk pernikahan Anda. Mudah-mudahan artikel gue bisa membantu Anda yang mau menikah dalam proses membuat undangan Pernikahan Anda.

Sukses untuk pernikahan Anda yo, semoga langgeng sampai kakek dan Nenek.






Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments