Nggak Berani Berikan Deadline Ngepas-Ngepas


Akhirnya kata deadline gue pakai karena memang membaca blog dari seorang Kompasiana yang secara gamblang menjelaskan dateline atau deadline (baca disini). Jadi dalam memberikan waktu tenggat kepada client biasanya memang gue selalu memundurkan satu hari dari yang gue perkirakan. 

Apalagi kalau bicara pada penentuan waktu untuk produksi. Maka biasanya memang kalau bisa gue berikan lebihan waktu satu hari. Kalau dari bagian produksi bilang sama gue pekerjaan itu diselesaikan dalam waktu 3 hari, maka biasanya gue bilang sama client adalah 4 hari. 

Berbeda dengan client yang sudah memberikan waktu tenggatnya. Seperti mau event misalnya, client biasanya menyebutkan waktu yang ingin digunakan barang produksian untuk event mereka. Bisa gak ini selesai 4 hari, setidaknya client gue biasanya bilang begitu ke gue. 

Maka kalau kejadian seperti itu, akan gue balik, gue akan ngomong kepada orang produksi bisa gak mereka menyelesaikan dalam waktu 3 hari. 

Gue udah banyak banget pengalaman yang kayak gini, untuk menentukan perencanaan estimasi waktu pengerjaan. Dimana kalau gue berikan ngepas-ngepas maka yang terjadi kalau orang produksi ada kejadian yang diluar dugaan, gue setengah mati me-loby client untuk minta kelonggaran waktu satu hari lagi. 

Dan biasanya memang sangat sulit sekali dosa ini dimaafkan oleh client, makanya dari pada gue yang minta pengampunan dosa, lebih baik gue lebihin deh waktunya ke client. 

Dan biasanya semuanya juga hampir rata-rata sama seperti gue. Karena memang kalau lagi ketemu dengan kawan-kawan satu profesi, hampir semuanya melakukan hal yang sama. Gue sepakat client adalah raja, dan memang sudah komitmen gue untuk selalu memberikan yang terbaik untuk semua client gue, makanya lebih baik gue bijak dalam menentukan estimasi waktu untuk pekerjaan yang gue terima. 

Gue gak mau terbius dengan kata-kata gue bisa cepet, biasanya gue harus ukur dulu resiko dari pekerjaan tersebut. Kalau memang berat karena prosesnya banyak, mutlak udah gue harus melebihkan satu hari. 


Pengalaman mengajarkan lebih baik hati-hati daripada ingin dikenal cepat dalam pengerjaan. Karena memang ada beberapa proses dari produksi jika salah, maka kita akan ganti rugi 100%. Kalau margin dari produksi itu hanya 30% maka itu berarti team gue harus nombok 70% untuk satu pekerjaan tersebut. Kebayang kan, he he he.

Kalau itu keterkaitan dengan jasa, maka gue bisa deh memberikan waktu yang maksimal dalam perencanaannya. Karena memang kalau salah bisa direvisi, tidak seperti produksi. Kalau salah yah ganti ulang semuanya deh.

Sejalan dengan waktu yang banyak mengajarkan kepada gue, bahwa ketepatan dalam membuat sebuah estimasi waktu itu sangat penting. Makin kesini maka terasa semakin cepat. Bagi yang ingin mengalahkan kompetitornya menggunakan kerja cepat kalau di gue sih biarin aja. Kecuali seperti yang gue bilang diatas, kalau memang resikonya bisa diukur, gue sih biasanya masih terbilang cukup cepat, kalau kata client gue yah.

Tapi kembali lagi, cepat saja tidak cukup, cepat dan tepat itu baru "pancen Oye" kalau kata Pak Dalang mah. Dengan begitu gue bisa menjaga hubungan baik selalu dengan client, karena memang buat gue kepercayaan itu sangat sulit sekali didapatkan.



Salam Kreatif,
Arie fabian 

Comments