Membuat konten yang bercerita (Storytelling)

 

Era sudah berubah, inilah tantangan yang gue suka terhadap dunia marketing. Dimana selalu berubah dari jaman ke jaman. Pola pemasaran dan mengiklankan produk atau perusahaan disetiap tahunnya pasti akan ada hal yang baru. Nah, kayak apa perubahannya, yuk ikuti terus nih. 

Kehadiran tiktok dan video snack menjadikan transformasi komunikasi. Kalau awalnya soft selling sekarang story telling. Banyak brand yang sudah mendekatkan diri kepada pendekatan melalui story telling, kalau menurut pengamatan gue sih ini dikarenakan kehadiran dari 2 media sosial yang gue sebutkan diatas, yes, tiktok dan Snack, kok bisa ? 

Gini nih ceritanya, semenjak tiktok dan snack memberikan keleluasaan terhadap creatornya dengan menyediakan durasi lebih dari 2 menit, ini membuat brand lebih aware akan cerita. Dimana kita bisa melihat akhirnya orang menyampaikan brand mereka melalui sebuah cerita atau story telling. Nah, sementara Instagram tidak juga menambahkan durasinya, akhirnya kita bisa melihat sekarang instagram seperti tampak membosankan. 

Karena memang kita bisa melihat, bahwa panjangnya durasi dan menariknya cerita membuat orang senang mengikuti dari 1 konten ke konten lainnya. Nah, gue coba beberapa buat untuk fabian project nih, dimana gue sempat meriset cukup lama dari kedua sosial media yang terbilang cukup baru ini, yes, tiktok dan snack. 




 

Mau lihat yang lainnya bisa langsung aja deh dikunjungi tiktok fabianprojectid. Gue tetep mencampurkan storytelling dan hardselling, cuma komposisinya dibanyakin Storytelling aja nih. Perangkapnya ada di storytelling, dan akhirnya gue kasih beberapa konten yang agak hardselling. Cukup lumayan responnya, walau tiktok baru, fabian project ini mendapatkan respon yang kalau menurut gue secara organik sih lumayan. 

Begitu juga dengan snack. Gue juga membuat akun di snack dengan id yang sama yaitu fabianprojectid, yang gue isi dengan konten yang berbeda dengan instagram dan tiktok. Untuk instagram menurut gue sih carousellnya masih ngaruh buat awarness, kalau di tiktok gambar still masih asik dimainin dengan efek yang tiktok sedain, nah untuk snack, itu harus full video. Makanya gue bilang ketiganya berbeda akhirnya kontennya. 

Buat lo yang mau eksis di ketiga media tersebut, udah mulai deh buat perencanaan untuk hire team, kalau gak mau meledak isi kepala. Karena memang kalau menurut gue sih, idealnya sekarang minimal lo punya satu orang konten strategy kalau memang lo mau eksis di lintas platform tersebut. 

Jadi kalau menurut lo, kira-kira bagaimana nih ? 

Tinggalin komentar dibawah, thanks yah udah berkunjung ke blog gue. 


Salam Kreatif,
#ariefabian

Comments