Selalu Ingin Tahu dan Ikut Terjun Kelapangan


Pertama-tama thanks buat kawan gue (Fikri) yang udah mengabadikan moment foto gue yang ini, lalu selanjutnya gue mau bicarakan antara hubungan teknologi kedalam element desain seperti apa eksplorasinya. 

Jadi awalnya ketika dulu sempat gue cicipin bangku kuliah pada jurusan IT, gue melihat sebuah perkembangan dunia desain itu akan sangat cepat sekali.Tahun 2001 saat itu gue melihat beberapa pengerjaan desain sudah mulai mengandalkan sebuah mesin (komputer). Jika jaman terdahulunya kita masih bisa melihat orang menggunakan sket tangan baru bisa menjadi designer, maka era 2001 pada saat itu orang yang bisa program photoshop, ilustrator dan Pagemaker sudah bisa dibilang designer, walaupun orang tersebut tidak bisa menggambar tangan. 

Jadi angin segar juga buat gue kala itu, karena jujur sampai sekarang pun gue gak bisa membuat artwork ilustrasi dengan menggunakan tangan. Lalu gue mulai melirik dunia per-animasi-an. Dimana saat itu sangat populer program Makromedia Flash yang digunakan untuk materi promo perusahaan-perusahaan. 

Sempat buat beberapa animasi yang memang gue spesialisasikan untuk Perusahaan bertujuan menjadi company profile dalam bentuk animasi digital. Fungsi Go to, fungsi ahref, masih ingat sering gue lakukan pada program makromedia flash. 

Tidak lama kemudian makromedia membuat sebuah program kembali yang bernama makromedia Director. Dimana semua animasi flash bisa digabungkan pada program ini. Lalu gue berfikir, bahwa akhirnya banyak campur tangan teknologi yang bermain didalam dunia desain yang gue kerjakan saat itu. Lalu selanjutnya gue mencoba mencari medium yang lainnya, maka gue coba pelajari cara kerja mesin offset. 

Mulai dari mesin Toko, mesin Ryobi, Gestener sampai dengan GTO dan Oliver. Gue diuntungkan dilahirkan dibilangan kalibaru, dimana akhirnya apa yang pengen gue tahu bisa cepat terakomodir dengan memberikan sajen-sajen sebungkus atau dua bungkus rokok saat itu. 

Gue coba eksplorasi hampir semua mesin, bukan hanya mesin offset saja. Karena jujur, buat gue ini sangat menarik, semakin banyak medium yang gue kenal, maka seharusnya kreatifitas bisa kita buat dan lebih mudah kita dalam membuat sebuah perencanaan. 

2005, gue sering nginep di kalibaru, baik dipercetakannya atau memang dirumah kawan-kawan gue. Demi ingin mengetahui semua rangkaian proses yang dinamakan percetakan offset itu cara kerjanya seperti apa. Mulai dari membuat film, plat, sampai dengan proses cetak gue coba perhatikan dengan seksama. Dimana akhirnya gue mencoba ikut-ikutan mencari orderan untuk percetakan offset. 

Setelah proses cetak, maka ada lagi aja materi barunya. Orang kalibaru itu sering menyebutnya "finishing" dimana proses cetak sudah selesai maka ada beberapa yang masih butuh difinishing. Potong, lem, Laminating, Jilid, Ngomplit. 

Jadi pada mesin potong pun ada beberapa macam mesin potong. Ada yang potong hanya lurus saja dan ada juga yang potong secara bentuk, mereka sering mengatakan untuk mesin yang memotong secara bentuk adalah mesin Pond. Didalam membuat sebuah bentuk diperlukan sebuah pisau yang memang sesuai bentuk yang kita inginkan. Gue coba lagi untuk mengetahui bagaimana caranya membuat pisau pond tersebut. 

Ilustrasi mesin Pond
Adalagi proses pengeleman, ada lem panas dan ada lem dingin hampir sama dengan laminating. Kalau lem panas itu atau laminating panas itu dikerjakan pakai mesin sedangkan untuk yang dingin dikerjakan menggunakan cara manual. Lalu Jilid dan ngomplit, lucu yah untuk bahasa ngomplit. 

Jadi kalau ada beberapa faktur yang terdiri dari 4 rangkap, maka sebelum dijilid itu harus terlebih dahulu di komplit dulu. Bayaran untuk komplit satu rangkap jadi (4 lembar) itu diharga Rp 20,- untuk satu rangkapnya. Jadi kalau buku itu halamannya 50, maka tinggal kali saja 50 x 20 itu satu bukunya mereka mendapatkan 100 rupiah. Baru berapa buku yang mereka sanggup kerjakan. 

Setelah itu gue coba turun kelebih root-nya lagi, sablon dan mesin toko. Wualah dalah, teknik cetak menggunakan dua alat ini sangat sulit sekali dalam proses perencanaan pembuatan desain-nya. Karena memang warna harus dipisah-pisah secara desain baru diproses (printing) sesuai dengan kebutuhan berapa warna yang diperlukan. Harga perwarna untuk mesin toko dan ryobi atau gestener lebih murah dibandingkan dengan harga GTO saat itu. 

Maka kalau cetak undangan, dan sejenisnya biasanya gue akalin pakai proses mesin jalan perwarna dibandingkan dengan naik mesin GTO. Nah yang gue seneng didunia percetakan ini, mesin disetiap tahunnya upgrade, baik dari sisi teknologinya dan fungsinya. Sampai seperti sekarang, kita sudah banyak melihat mesin printer yang fungsinya  hampir sama dengan mesin Offset. 

Lalu setelah itu gue sempet penasaran dengan mesin digital printing. Mesin yang sangat canggih yang bisa printing untuk bahan yang dinamakan fleksi untuk ukuran 3 x 10 meter. Gue kali ini gak kehabisan akal, gue coba melamar kepada perusahaan yang memiliki mesin digital printing. Karena memang ingin tahu mesin ini bekerja bagaimana dan cara membuat file desain-nya bagaimana. 

Dan memang dimana ada kemauan disitu ada jalan gue rasakan bener itu berfungsi buat hidup gue. Akhirnya gue diterima di Perusahaan Digital Printing. Alih-alih jadi designer saat itu, gue masuk-masuk keruang mesin untuk bertanya-tanya kepada operatornya. 

Ilustrasi Mesin Digital Printing
Dapat 3 tahun gue kerja akhirnya gue memutuskan untuk keluar dari sana. Bukan bosan melainkan memang gue ingin mencoba medium yang baru lagi. Pada saat gue kerja disana, gue sering banget ketemu dengan orang yang kerjanya membuat neonbox, huruf timbul dan sebagainya. Maka saat itu gue mencoba mendatangi orang tersebut kebengkel mereka, karena memang akrab pada saat dikantor digital printing, maka informasi apapun yang gue pengen tahu dijawab oleh mereka. 

Akhirnya gue mencoba mendalami dunia Periklanan luar ruang, dimana gue mulai membuat sebuah perencanaan sampai dengan gue kasihin projek buat bengkel kawan gue itu. Semakin kesini semakin tidak ada habisnya mesin terus berubah. Sampai sekarang ada mesin cutting laser untuk akrilik dan kayu, mesin potong untuk bahan kulit dan yang lainnya. 

Gue seneng banget eksplorasi seputaran ini, karena menurut gue semakin banyak medium yang kita kuasai seharusnya kita semakin bisa lebih variatif menawarkan solusi kepada client kita dalam perihal membuat material branding Perusahaan mereka. 

Setelah Produksi hampir rata-rata gue ketahui, maka pada tahun 2008 gue mulai mencari tahu cara membuat desain yang benar. Membuat Final Artwork, membuat sebuah perencanaan untuk media luar ruang, membuat perencanaan yang lainnya untuk desain sebuah medium yang berbeda-beda. Proses belajar itu tidak hanya dengan satu orang saja, karena memang designer ini banyak sekali jenisnya. 

Ada yang memang designer sukanya hanya membuat sebuah logo dan coorporate identity perusahaan saja, ada yang memang designer membuat sampai final artwork sampai dengan produksinya. Masing-masing medium biasanya beda-bedanya designer-nya. Maka ada banyak orang yang gue temui untuk mengetahui semua itu agar gue bisa komplit membuat perencanaan. 

Perlahan-lahan gue mulai buka sebuah studio yang gue namakan waktu itu dua titik studio yang sekarang menjadi Fabian Studio. Lalu sampai sekarang Studio itu masih gue jalankan membuat sebuah perencanaan desain sampai dengan produksinya. Gue akhirnya bisa unggul dikarenakan memiliki kedekatan pada banyak medium untuk implementasi desain. Walau terus terang saat sekarang gue lagi senang mengerjakan creative-nya saja. 

Setidaknya apa yang gue rencanakan tidak akan jauh meleset pada saat produksi nantinya. Jadi gue bisa Percaya diri memberikan solusi untuk permasalahan branding sebuah perusahaan untuk berbagai medium. Buat gue sih cuma satu saja prinsipnya, garis harus satu pengembangan bebas.

Itu artinya bidang yang ingin kita tekuni itu harus satu tapi pengembangan harus seluas-luasnya. Itu agar kita bisa lebih mudah eksplorasi masalah kepada client kita. Seperti terakhir pada tahun 2010 gue mulai mencoba mencari tahu akan kalimat "Activity branding" dan mendalami Event Organizer. Yang dimana gue pecahkan telurnya untuk event gue buat beberapa event dengan kawan-kawan baik untuk charity maupun untuk acara ulang tahun komunitas. 

Buat gue, selama kita punya kemauan seharusnya bisa kita kerjakan. Asal satu kuncinya, harus tetapkan terlebih dahulu bidang yang akan kita tekunin. Kalau terlalu banyak mau pasti hasilnya akan sulit sekali mengembangkannya. Karena satu bidang saja itu sudah banyak sekali kalau kita kembangkan, seperti salah satunya yang gue ceritakan ini. 

Bukan tidak konsisten di desain, karena pada saat itu ada kawan yang menasehati gue. Dimana kawan tersebut bilang, bahwa gue harus konsisten. Kalau memang mau diproduksi yah produksi saja tapi kalau mau dibidang desain yah desain saja. Dan gue bilang pada saat itu, goal gue adalah menyelesaikan permasalahan calon client gue. Maka gue harus tahu banyak hal dulu. 

Karena seperti yang sering banget gue kerjakan, dimana gue mengerjakan desain sebuah project, maka biasanya client meminta tolong sekalian dengan produksinya. Setidaknya itu yang sering banget gue temuin. Makanya kalau memang bisa sekalian bantu kenapa tidak ? 

Jangan dilihat dari angle gue serakah, akan tetapi gue mencoba memberikan sebuah kenyamana kepada client gue. Bisnis itu landasannya adalah kenyamanan, kalau sudah nyaman apa saja bisa jadi bisnis, gak percaya ?  cobain aja. 

Apa yang kita pelajari tidak ada yang sia-sia, gue udah ngalamin banget. Ketika ada orang bilang, buat apa kita belajar offset lagi, mesin Indigo sekarang sudah banyak yang punya, biasanya orang tersebut akan kehilangan satu jejak history dimana kita gak tahu bagaimana cara kerjanya si Mbahnya mesin indigo. Mesin Offset tetapi memiliki keunggulan dalam menjawab kecepatan dibandingkan dengan mesin indigo. Jadi tetap ada beberapa keunggulannya-lah pasti mesin-mesin yang jadul dibandingkan dengan mesin sekarang. 

Kalau kita sendiri yang terjun kelapangan, maka kita bisa lakukan diskusi dengan vendor karena memang teknisnya kita mengerti. Kalau tidak tahu, maka vendor akan memberikan harga yang tinggi dengan dalih pekerjaan yang kita berikan kepada dia itu sangat sulit sekali dikerjakan, padahal tidak. 

Itu gue lakukan karena memang gue sangat suka banget oleh dunia yang gue geluti sampai saat ini. Bahkan gue keluar kuliah cuma mau ngejar semua apa yang pengen gue tahu. Gue gak pernah Sekolah Grafika jadi minimal pada saat itu difikiran gue hanya mengejar 3 tahun orang yang sekolah di Grafika. Walau sampai saat ini gue masih seneng banget ngobrol-ngobrol sama orang grafika, soalnya mereka biasanya ada aja ilmu barunya, baik tentang sejarah maupun inovasi yang mereka prediksi untuk dunia percetakan kedepan. 

Jujur juga pada saat itu gue sama sekali gak tahu nanti setelah udah gue tahu semua mau ngapain, yang gue tahu adalah gue cuma pengen cari tahu. Tapi Alhamdulillah, sekarang gue sih bisa bersinergi baik dengan Agency, ataupun dengan client langsung untuk mengerjakan masalah-masalah yang mereka miliki diseputaran branding dan marketing. 

Cuma memang prosesnya panjang banget yah bro, bahkan sampai saat ini sendiri aja gue masih belum puas, gue masih mau mencari mesin cetak 3D yang bisa langsung cetak benda-benda secara tiga dimensi. Udah ada beberapa tempat sih yang gue bidik, cuma memang belum sempat mengunjungi aja karena memang waktunya belum ada. 





Salam Kreatif, 
Arie fabian 

Comments