Desain Grafis & Tukang Gambar


Ada sebuah mindset didalam benak orang banyak tentang Desain Grafis dan definisinya. Jadi gini, dulu waktu gue masih menekuni Industri Desain (walaupun sampai sekarang masih), jadi gue pernah berfikir, apa iya gue bisa jadi seorang Graphic Designer atau orang yang bekerja pada bidang Desain Grafis ... 

Padahal gue tidak bisa gambar yang ada pada saat itu. Tapi gue lumayan seneng banget memainkan satu elemen grafis kepada elemen yang lainnya. Padu padan warna, main satu komposisi letak, main sebuah tatanan text, tapi lagi-lagi gue mikir, tapi gue kan gak bisa gambar.

Lalu gue masa bodo amat, yang penting gue cuma mau melakukan apa yang gue senengin, lalu tahap selanjutnya adalah harus nyebur keorang yang memang bener-bener kerja sebagai desain grafis. Pada saat itu gue yang ada didalam fikiran gue adalah gue harus belajar sama yang ahlinya daripada kursus, karena kursus desain grafis pada saat itu hanya berkisar pada pengenalan Software saja.

Dimana lembaga-lembaga baik yang memang sudah memiliki nama maupun belum yang memiliki nama, mereka menawarkan tempat pendidikan Desain Grafis hanya mengenalkan kita pada Photoshop, Corel Draw, Freehand dan Page maker. Gue inget bener pada saat itu kira-kira begitu bunyinya. Kalau lo lahir tahun 80 an pasti ngalamin era yang gue alamin.


Sambil belajar dengan seorang yang memang bekerja pada bidang desain sambil dikasih tahu sama dia kalau belajar desain grafis era itu masa depan masih suram. Karena memang belum banyak posisi desain grafis yang resmi dibutuhkan oleh sebuah Perusahaan. Namun gue tetep cuek aja, masa bodo amat, yang penting gue harus tuntaskan keingin-tahuan gue tentang bidang ini.

Gue juga coba browsing-browsing seputar artikel pada saat itu, karena youtube masih belum setenar sekarang, streaming masih sulit, internet pun main terkadang dari Lab Kampus. Karena memang susah bener untuk mendapatkan internet dirumah seperti sekarang ini.

Dapatlah sebuah pemikiran yang gue coba terjemahkan, dimana kalau saja kita berantakin arti dari Desain Grafis ini adalah Perancang Grafis sama halnya dengan Fashion Designer yang memiliki arti Perancang busana. Kalau kita lihat seorang perancang busana belum tentu dia melakukan proses jahit untuk pakaian yang dia buat dilakukan sendiri, dan juga belum tentu seorang fashion designer itu membuat pola batik sendiri, walaupun ada yah, atau belum tentu seorang Fashion Designer membuat sebuah patern pada kain dengan cara melukis sendiri.

Kebanyakan dari seorang perancang adalah memadu-padankan, menyatukan, membuat sebuah komposisi sampai akhirnya menghasilkan satu karya untuk dipersembahkan kepada client-nya. Seharusnya begitu juga dengan Desain Grafis yang artinya adalah perancang grafis.

Dari situlah gue mulai bangkit dan mengenali satu demi satu yang mana gue harus sampai diujungnya. Benar saja, ternyata ada satu profesi yang dinamakan dengan Ilustrator. Yang pekerjaannya adalah membuat sebuah gambar untuk disumbangkan kedalam sebuah desain. Ada juga kartunis, dan masih banyak lagi yang memang orang pekerjaannya adalah menggambar.


Maka lega sudah, akhirnya pertanyaan gue terjawab pada saat itu sekedar meyakinkan diri ini bisa kok kayaknya gue terusin. Ada atau tidak lowongan sebuah pekerjaannya itu perkara belakangan, yang penting gue hanya mengikuti apa yang gue inginkan saja.

Dan akhirnya seperti yang gue duga juga, kampus-kampus mulai membuat sebuah bidang baru yang diberi nama dengan Desain Komunikasi Visual, dan itu sudah mulai meyakinkan gue, kalau ini pasti memiliki masa depan, yang notabennya adalah ini pasti ada profesinya.

Dimana kalau kita bicara bodoh-bodoh saja, bagaimana mungkin kampus mau gambling buka bidang baru kalau memang tidak ada yang membutuhkannya. Lalu nanti lulusannya mau kemana, apalagi kita tahu saat itu yang membuka bidang desain komunikasi visual pertama kali itu sebuah kampus-kampus terkenal. Walaupun dari dulu IKJ memang sudah ada bidang itu yah.

Tapi menurut gue IKJ pada saat itu memang seperti kampus yang memang idealis, sampai-sampai gue minta kuliah disitu aja sama Nyokap gue dibilang nanti gak punya masa depan. Kalau gue percaya sama nyokap gue pasti gue udah berhenti untuk mendalami dunia seputar desain, dan itu juga bukan artinya gue melawan orang tua karena tidak mengikuti kemauannya.

Kalau gue sih cuma yakin orang tua itu menginginkan anaknya bahagia, dan gue juga yakin mengikuti apa yang gue mau bukan satu hal bisa berdampak seperti sampai dengan "Durhaka". Gue merasa punya hak atas apa yang gue senangi selama gue bisa mempertanggung jawabkannya, dan membuktikan bahwa memang gue seneng atas apa yang gue jalanin sampai sekarang.

Kita tahu era itu Binus, Trisakti, Interstudy, mulai mengeluarkan jurusan yang dinamakan dengan Desain Komunikasi Visual. Alhamdulilahnya sih gue belajar duluan walau cuma lewat orang yang bekerja pada bidang Desain Grafis ini.

Makin kesini gue makin senang dengan beberapa tantangannya. Dan gue lebih banyak membuat sebuah perencanaan sekarang dibandingkan membuat desain-nya. Karena memang sekarang ada beberapa orang yang memang gue minta perbantuannya untuk membuatkan layout desain, dan itu kawan-kawan gue sendiri.

Dan kalau kembali kepada topik pembicaraan, Desain Grafis dan Tukang Gambar itu jelas memiliki benang pemisah sendiri. Kita mungkin masih sering ditanya oleh orang "Anda Desain Grafis yah ?"

Lalu pernyataan berikutnya :
"Berarti jago gambar tangan dong ?"

Percaya deh sama gue, kalau gue jawab pertanyaaan itu cuma bisa bilang, Iya. Kalau memang maksa mau lihat gambar tangan gue, baru deh gue jelasin bahwa Graphic Designer dan Ilustrator itu beda. Tapi untungnya sih sekarang gue gak pernah dapat pertanyaan itu lagi, he he he ...

Buat para pembaca blog gue yang masih ragu ingin jadi graphic designer tapi gak bisa gambar, kalau menurut gue sih terusin aja. Karena value sebuah desain tidak harus selalu dinilai dari satu nilai saja. Banyak faktor penentunya, gak bisa gambar tapi bisa mengerti akan kemauan orang tersebut, mulai dari selera, warna dan style, kita tinggal buat komposisinya saja maka bisa kok tetep dipersembahkan kepada client kita.

Hal yang paling terpenting kalau buat gue, belajar banyak kemauan orang dan selalu mengikuti perkembangan jaman dalam perihal pertumbuhan baik secara visual maupun implementasinya. Explorasi jauh lebih penting dibandingkan apapun (menurut pengalaman gue yah).

Gue seneng pada saat memang apa yang gue buat bisa digunakan oleh client gue, seberapa besar dan kecilnya sebuah Perusahaan tersebut. Karena akhirnya ada dua hal yang gue dapat, yang pertama kepuasan batin gue karena apa yang gue buat bisa bermanfaat untuk orang lain dan yang kedua dapat bonus, yaitu uang.




Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments