Buku Tahunan Versi Digital


Rie, bantuin gue dong, seseorang berbicara melalui telepon kepada gue. Dia minta ketemuan sama gue ditempat dimana gue biasa nongkrong waktu jaman dulu. Profesi kawan gue ini bekerja pada sebuah sekolah dan pertemuan terakhir gue dengan dia itu sekitar dua tahun yang lalu. 

Setelah kita bertemu, biasa prolog dibuka dengan menanyakan kabar kawan-kawan kita yang lainnya. Dimana saat itu memang kebetulan dia adalah kawan yang memang telah lama sekali. Dulu kita tinggal sama-sama di wilayah Ciledug dan memang sudah lama sekali gue gak pernah bertemu dengan kawan-kawan dari ciledug ini. 

Lalu setelah selesai membuka prolog, maka dia mulai masuk kebagian inti dari permasalahan dia kayaknya. 

"Tolongin gue dong, bantuin gue bikinin buku tahunan, gue pernah baca blog lo, dan lo pernah kan mengerjakan buku tahunan ?" 

Bener aja niy, perasaan gue gak enak banget, ha ha ha ha. Jadi yang pertama gue jelaskan sama dia, pada saat gue mengerjakan buku tahunan yang bisa dilihat di blog gue, itu pun sama kondisinya, gue membantu kawan gue. Kebetulan Anaknya sekolah disekolah yang gue buatkan buku tahunannya. Tapi itu bukannya gue menawarkan jasa untuk pembuatan buku tahunan kesekolah tersebut. Dengan kata lain gue sebenarnya agak kurang lues kalau berbicara buku tahunan. 

Berfikir sejenak, gue akhirnya memberikan kawan gue ide .... 

"Gimana kalau buku itu diganti dengan versi digital ?" 

"HAH !!!!" 

Dia bingung dengan maksud gue, jadi gini untuk tahun ini lo gak usah buat buku dengan proses printing, tapi buat saja kedalam sebuah CD tapi didalam cd itu bukan seperti slide doang yang dimainkan. Akan tetapi memang didalamnya ada sebuah cerita, konsep, dalam mempresentasikan foto dan biodata dari anak-anak di kelas lo. 


Bosen banget melihat sebuah aktifitas tahunan siswa yang ditutup dengan buku tahunan yang begitu-gitu aja. Yah let say memang desain-nya bagus, tapi bukunya lama-lama bisa usang, berbeda dengan file digital bukan. Yang dari pertama kali menerima sampai 10 tahun lagi akan awet tersimpan rapih didalam komputer lo atau CD.

Jadi nanti akhirnya kita selalu bisa menonton materi itu kapanpun kita mau bahkan bisa dimanapun (kalau lo copy file itu kedalam HP).

Kalau mau, gue bisa bantu deh mengerjakannya .....

Temen gue masih bengong, dan gue curiga, kayaknya dia mikir jorok deh bukan mikir yang gue omongin.

"WOI ......!!!"

Gue kagetin dia dan dia berkata, "Iya gue lagi mikirin omongan lo, pertanyaannya mau gak yah anak-anaknya ?"

Gue bilang sama dia yang ditanyain aja dulu kemereka, kalau memang mereka mau gue siap bantu, tapi kalau memang bantu cetak buku, nggak ah kayaknya. Bukannya gue menganggap ini sebuah pekerjaan kecil atau besar, tapi jujur, mengerjakan buku tahunan itu bukan pekerjaan yang sebentar. Dan takutnya memang tidak kepegang karena memang gue masih banyak pekerjaan yang harus gue selesaikan.

Berbeda dengan pengerjaan versi digitalnya, dimana memang gue bisa mengerjakannya hanya dirumah saja tanpa harus keluar dari rumah seperti proses mencetak. Minimal gue bisa kerjakan dimalam hari, setelah selesai pekerjaan yang sedang gue kerjakan.

"Oke deh, gue coba tanya dulu yah sama anak-anaknya, nanti gue kabarin lo lagi", itu menjadi penutup dari obrolan sesi buku tahunan. Dan selebihnya kita membicarakan hal yang lainnya mengenai kawan-kawan kita dulu di ciledug.


Didalam pemikiran gue, memang harusnya konsep dari buku tahunan ini sudah harus berubah, dari printingan menjadi digital. Karena menurut gue kita sudah saatnya pelan-pelan meninggalkan kertas dan beralih kepada digital. Dan kalau mau ikutan bicara peduli lingkungan, kita bisa menghemat kertas banyak sekali untuk buku tahunan ini.

Kita liat saja, setelah 10 tahun buku tahunan itu yang dalam bentuk buku terkadang sulit sekali kita cari. Karena memang sudah terlalu banyaknya kertas yang tertumpuk dengan dokumen pekerjaan, majalah, buku bacaan kita, annual report, dll. Maka kita harus mencarinya dengan tenaga yang ekstra untuk membongkar gudang.

Bayangkan jika file itu ada didalam komputer kita, tidak perlu kita bersusah-susah untuk mencarinya kemana-mana, karena keseharian kita banyak diisi oleh kegiatan kita didepan komputer, hayoo ngaku ....

Versi digital dengan motion graphic slide show juga bisa kok menjadi menarik sama halnya seperti buku, atau memang digantikan dengan versi flip book dengan desain tematik yang sama pada buku yang di print.

Jadi kalau dibilang tidak menarik dalam bentuk digital, jawaban gue belum tentu kok. Semuanya tergantung dari konsep visual itu sendiri. Kalau gue bilang gue bisa bikin yang menarik nanti disangka gue jualan lagi, jangan deh ah.

Sambil nunggu kawan gue berfikir, gue lanjutin ngopi dulu deh ah, sambil mengerjakan pekerjaan yang udah antri niy.





Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments