Tips Mengetahui Seputar Cetak Digital Vs Offset


Selamat siang kawan-kawan, terima kasih masih mau berkunjung ke blog gue. Kali ini gue ingin membicarakan tentang tips seputar printing. Ternyata sekarang banyak kawan-kawan gue yang mulai main printing dan menanyakan hal sepurtaran printing, daripada gue jawab satu persatu mending gue tulis aja deh diblog gue, mudah-mudahan bisa bermanfaat juga untuk pembaca yang lainnya. 

Jenis percetakan pada saat sekarang terbagi dua, ada yang offset ada juga yang digital. Untuk yang digital sendiri biasanya menyediakan kertas hanya sebatas A3 atau A3+. Ukuran dari A3+ itu sendiri 35 x 45 cm tapi bukan berarti itu semua bisa kita print yah, mereka membutuhkan 2 cm keliling biasanya untuk pegangan kertas pada mesin mereka.

Nah yang gue mau bicarakan saat ini adalah, ketika kita bicara tentang cetak offset. Dimana kita bisa melihat ukuran maksimal dari mesin ini bisa mencapai ukuran satu plano besar yaitu, 109 x 79 cm. Nah setidaknya itulah kelebihan mesin cetak offset dibandigkan dari digital.

Untuk mesin digital sendiri banyak yang mengandalkan serie HP dengan varian Indigo-nya. Walau ada beberapa yang menggunakan Xerox, Epson, dan yang lainnya. Untuk penampakan mesinnya, Lo bisa lihat pada gambar dibawah ini.

Mesin Cetak Digital HP Indigo
Untuk jenis percetakan ini di Jakarta sendiri sudah ada banyak brand yang menyediakan jasanya. Salah satunya ada : Subur printing, Snappy, X Graphic, Jaya Agung, dan yang lainnya. Untuk lokasi di Jakarta sendiri ada beberapa tempat favorit (surganya printing) seperti : Kalibaru Senen, Benhil, Kebayoran.

Mesin digital Printing ini memang cukup menjawab kebutuhan untuk konsumen yang ingin mencetak dalam jumlah kecil. Seperti contohnya : ingin membuat kop surat dalam jumlah sedikit (1 sampai 2 rim), ingin membuat kartu nama hanya 2 box, dan jenis yang lainya.

Spesial kasus jika ada cetakan yang melibatkan proses finishing yang panjang, mesin digital ini tidak semuanya bisa mengerjakannya. Contoh kasus finishing yang panjang adalah : Ingin membuat bentuk yang aneh, sehingga harus memotong secara khusus, ada lipatan dan proses lem, ada proses hot print, seperti Foild, ada proses Emboss.

Karena memang mesin digital tidak bisa melakukan pekerjaan itu. Pekerjaan itu dilakukan dengan mesin yang berbeda dan yang pastinya tidak dilakukan pada mesin HP ini sendiri. Untuk Lipat dan Lem, ada beberapa yang memang mempersiapkan orang finishing dibelakang untuk mengerjakan proses finishing dari kebutuhan konsumen itu sendiri.

Gue lebih mengunggulkan mesin digital HP Indigo, karena memang hasilnya lebih mendekati dengan hasil cetak Offset dibandingkan mesin yang lainnya (pengalaman pribadi). Lalu selanjutnya kita akan membahas seputaran tentang mesin Offset.

Untuk Offset yang akan kita bahas sekarang, mereka banyak menggunakan Mesin dengan Merk Heidelberg. Untuk penampakan mesin Anda bisa lihat pada gambar dibawah ini.

Mesin Heidelberg (Offset Printing)
Mesin segede gajah ini bisa melakukan proses cetak 10.000 Eksemplar dalam ukuran A3 selama 120 menit. Mesin ini sangat handal didalam proses pencetakan dalam skala besar. Untuk merk lain dari mesin offset sendiri juga banyak yang beredar, seperti : Oliver, Hamada, Geistener, dll.

Kelebihan dari mesin offset dibandingkan digital yang gue bahas diatas adalah ukuran kertasnya. Ada mesin offset yang memiliki lebar kertas bisa sampai 1 plano. Itu tandanya kita bisa mencetak seukuran 79 x 109 cm. Berbeda dengan mesin digital HP Indigo series yang hanya bisa mencetak sampai dengan ukuran A3 saja.

Cuma perbedaan dari mesin ini dengan mesin Digital, prose pra cetaknya sedikit lebih ribet dibandingkan dengan versi digital. Jika memang kita ingin mencetak menggunakan mesin ini, kita harus membuat plat terlebih dahulu, berbeda dengan mesin digital yang bisa langsung print dengan mencolok flash disk saja.

Karena memang mesin digital skemanya mirip sekali dengan printer yang ada dirumah kita, jika dengan mesin offset, mesin ini memiliki perbedaan sistem kerja untuk proses printingnya dibandingkan dengan mesin digital.

Untuk wilayah dimana mesin ini berada khususnya di Jakarta, Anda bisa temui diwilayah yang sama seperti : Kalibaru Senen, Kebayoran lama, Ciputat, dll. Untuk Benhill mesin offset ada tapi jarang sekali. Karena memang disana lebih banyak percetakan digitalnya dibandingkan dengan offset.

Nah sekarang kita tinggal kembali kepada kebutuhan kita untuk percetakan itu sendiri. Untuk cetak dalam jumlah sedikit Anda gue saranin sih memang harus menggunakan cetak digital. Karena memang masing-masing percetakan ini memiliki pola hitung yang berbeda.

Pola hitung untuk Mesin digital :
Mereka biasanya memasang tarif mulai dari 3000 rupiah per lembar A3. Jika Anda printing menggunakan Digital, maka Anda tidak perlu khawatir lagi tentang kertas, karena memang biasanya mereka sudah menyediakannya berbeda dengan Cetak Offset.

Untuk Cetak Offset, mereka biasanya memasang tarif mulai dari Rp. 300.000,- / 4 Plat untuk cetakan minimal 2500 exemplar. Harga tersebut diluar dari kertas, melainkan kertas Anda harus membeli sendiri di toko kertas.

Karena mesin offset ada minimalnya, maka melakukan proses cetak dengan menggunakan mesin offset akan lebih mahal dibandingkan dengan dengan cetak digital. Kalau kita hanya ingin mencetak 2 lembar maka biaya cetaknya adalah 300 ribu. Karena memang minimalnya pembayarannya diangka nominal segitu. Disamping itu, Anda juga harus membeli kertas sendiri.

Tapi untuk cetak dalam skala banyak kita bisa buat estimasi sebagai berikut :

Kalau cetak untuk jumlah 2500 lembar, maka kita akan dikenakan biaya cetak Rp.300.000,- dengan misalnya kita bicara ukuran kertas adalah A3. Nah untuk harga kertasnya ukuran A3 sejumlah 2500 lembar maka kita akan mengeluarkan uang sekitar Rp.500.000,-

Maka total biaya printing untuk mesin offet untuk 2500 lembar sekitar Rp. 350.000,-

Sekarang kalau kita lihat dengan skema hitungan mesin digital Rp. 3000 x 2500 lembar = Rp. 750.000,-

Walau terkadang untuk digital print harga cetak banyak akan mendapatkan diskon, tapi kalau menurut gue cetak banyak akan lebih hemat menggunakan mesin Offset.

Kelebihan dari mesin offset itu sendiri, biasanya dimana ada mesin offset disitu ada tempat finishing. Disekitarnya ada mesin hot Print, ada mesin Pond (Potong), ada mesin laminating, ada tukang lipat sendiri, ada tukang lem, dan lainnya. Itu yang akan membuat kita lebih mudah apabila kita ingin mencetak dengan banyak jenis finishing.

Sehingga kita ingin membuat model seperti apapun mereka akan menyanggupinya. Asalkan Anda mau jalan sendiri membopong kertas keluar dari percetakan membawa kepada tukang finishing. Selesai cetak Anda bawa kertas yang Anda cetak ke tempat laminating, lalu selesai Anda bawa lagi ketukang Potong, dan selanjutnya.

Perjuangan ? 
Bener sekali, itu adalah sebuah perjuangan yang panjang, itu kenapa ada sebuah perusahaan yang menangani jasa cetak. Terkadang perusahaan itu tidak memiliki mesin hanya rekanan saja dengan yang memiliki mesin tapi mereka bisa tumbuh, walau sekarang sedikit berkurang jumlahnya.

Karena memang kalau kita lihat prosesnya pada cetak offset ini banyak sekali memakan waktu. Dimana kita harus tungguin cetakan milik kita, karena begitu selesai kita harus membawanya ketukang finsishing.

Untuk Kualitas antara mesin Offset dan mesin digital gue bisa bilang hasilnya sama kok. Hanya saja kekurangan dari mesin offset biasanya untuk cetak kita memang harus tungguin karena memang biasanya untuk cetak 10.000 eksemplar umpamanya, setiap cetakan ke 3001 itu akan mengalami perubahan warna. Dan itu mereka harus dihentikan, biasanya mereka harus membersihkan roll mereka dulu baru dijalankan kembali mesinnya. 

Kalau gak ditungguin, kita akan mendapatkan hasil cetakan 10.000 eksemplar dengan kualitas warna yang berbeda (pengalaman pribadi). 

Untuk estimasi waktu, gue udah menjelaskan diatas tentunya. Cetak offset lebih cepat dibandingkan dengan mesin digital.

Nah sekarang bagaimana ?
Buat Anda yang ingin bertanya tentang seputar permasalahan ini, Anda bisa tuliskan lewat komentar dibawah ini atau langsung email ke email saya yang ada pada halaman tentang saya. Tunggu postingan berikutnya, Gue akan bahas lebih jauh lagi tentang seputar dunia percetakan.







Salam Kreatif,
Arie fabian

Comments

  1. Kalau cetak untuk jumlah 2500 lembar, maka kita akan dikenakan biaya cetak Rp.300.000,- dengan misalnya kita bicara ukuran kertas adalah A3. Nah untuk harga kertasnya ukuran A3 sejumlah 2500 lembar maka kita akan mengeluarkan uang sekitar Rp.500.000,-


    aku blm mudeng, bukannya 300 + 500 ? hehe nuhun suhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. 300 ribu itu biaya cetak per 2500 lembar mas. Sedangkan biaya 300 ribu itu adalah biaya dimana kita membeli kertas sesuai dengan jumlah yang kita inginkan. Kalau kita ke tukang kertas, maka tukang kertas memiliki kertas berukuran 1 plano (ukuran satu plano ada dipostingan saya diatas) Nah kalau kita membutuhkan kertas ukuran a3 maka kita beli berapa lembar kertas plano. 300 rb itu kita beli kertas per plano nya.

      Nah maka biaya totalnya adalah :
      harga kita beli kertas dengan harga kita mencetak.
      Maka sama dengan 800.000

      #ariefabian

      Delete

Post a Comment