Apakah dengan uang banyak maka Usaha kita bisa menjadi besar ?


Seseorang datang berkunjung ketempat gue, khusus untuk ngobrol-ngobrol. Sehari sebelumnya menelpon terlebih dahulu menanyakan kapan gue ada waktu kosong (kesannya kayak orang bener aja gue). Gue bilang hari ini ada banyak, dan akhirnya kita berbincang diteras rumah gue sambil menunggu adzan magrib. 

Perbincangan mengarah kepada seputaran usaha, dia bertanya sama gue, apakah benar uang yang banyak (modal usaha) bisa membuat usaha jauh lebih besar. Mendengar pertanyaan yang agak aneh ini membuat gue tergelitik untuk bertanya, kenapa hanya uang yang jadi masalah dalam membesarkan usaha. 

Lalu dia bilang, kalau memang ada banyak uang tentu kita bisa membuat sebuah Perusahaan yang memang layak untuk dihuni oleh karyawannya. Lalu dengan begitu kepercayaan client jauh lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha yang kita rintis dari bawah. 

Kalau menurut gue, kalau seumpama uang itu belum ada, maka apakah kita berhenti usaha, sampai menunggu uangnya banyak terlebih dahulu. Sekalipun kita bekerja dan berniatan untuk mengumpulkan uang agar kita bisa membangun usaha, pertanyaannya berapa banyak yang harus dikumpulkan ? 

Lalu ketika memang seumpama kita sudah memiliki uang yang banyak itu, lalu kita buka usaha kita dengan sesuai dengan apa yang dibicarakan diatas, membangun kantor, lalu membuat perencanaan branding satu tahun, lalu sebagainya-sebagainya, pertanyaannya satu, setelah satu tahun uang itu habis dan tidak kembali modal, apa yang akan kita lakukan ? Mencari uang yang banyak kembali atau memang menyerah ? 

Modal yang besar memang membawa orang dapat berandai-andai dan berangan-angan kita menjadi lebih mudah dalam menjalankan usaha, tapi kita tidak pernah berfikir, dengan banyaknya modal yang kita miliki itu berarti kita memiliki OPEX (Operational Expandable) itu menjadi banyak. Dimana kita juga harus bisa mencapai target karena jika tidak maka dampaknya tidak ada bedanya dengan modal yang seadanya, alias Colaps.

Uang yang banyak tentu harus disertai dengan pengelolaan yang bijak. Dimana pengelolaan yang bijak itu harus difikirkan secara matang. Kalau gue memang selalu berfikiran terbalik, dimana masa orientasi bisnis itu gue lakukan dengan modal seadanya gue terlebih dahulu.

Temukan patern-nya untuk permasalahan pengelolaan, dengan begitu kita tidak akan silap pada saat kita sudah akan melakukan proses peminjaman dana yang besar kepada investor nanti. Gue gak akan berhenti kalau memang hanya masalah permodalan semata. Dimana gue yakin gue masih ada satu bagian organ gue yang lebih berharga dibanding uang, yaitu otak.

Menyerah karena uang, NO WAY, tapi kalau memang kita mau lebih besar lagi membutuhkan uang, itu gue benarkan. Akan tetapi harus diingat, pengelolaanya memang harus sudah bisa dikuasai dengan benar. Mulailah dari riset produk, lalu pelajari kompetitor, pelajari cara pemasaran yang baik, dan pola keuangan yang ideal menurut Anda sendiri.

Jangan fikirkan standard dulu deh, melainkan fikirkan apa yang Anda butuhkan sebenarnya untuk pola keuangan. Setelah memang bisa tumbuh, dengan kata lain satu tahun usaha Anda tumbuh minimal 30% saja itu barulah Anda bisa bicarakan kepada pemilik uang banyak (Investor) untuk bergabung dengan usaha Anda dengan Anda sisihkan presentase pembagian Deviden kepada Investor tersebut.

Gue dalam pengelolaan usaha gue, masih lebih senang menggunakan pola investor putus. Dimana ketika memang ada pekerjaan yang membutuhkan pendanaan besar, maka yang gue lakukan adalah mengajukan kepada investor dengan dilampiri dengan P.O (Purchase Order) kepada si Investor.

Dengan pembagian usaha yang variatif nilai presentase-nya sejauh ini sih aman. Jadi memang disini gue mencoba bisnis kepercayaan dengan Investor. Diluar sana banyak kok yang pusing duitnya mau diapakan. Kalau memang kita tawarkan untuk diberikan kepada kita untuk pendanaan sebuah pekerjaan, biasanya mereka sangat senang sekali.

Prosesnya tidak lama kok untuk pendanaan pekerjaan, hanya memakan waktu paling lama 1 sampai 1.5 bulan. Dengan begitu uangnya akan kembali lagi plus dengan bagi hasil dari hasil pekerjaan kita.

Dan gue punya pengalaman tersendiri dengan model investor seperti ini. Pada saat itu gue lagi mau jalan pekerjaan yang membutuhkan dana yang lumayan cukup besar. Dan gue butuhkan dalam waktu satu hari dua hari. Karena investor yang biasanya gue ajak kerjasama sedang berada diluar kota, maka gue mencari tahu kepada kawan-kawan gue siapa lagi gue bisa ajak kerjasama.

Gue ditemukan pada saat itu dengan seseorang. Dia bersedia untuk bekerja sama dengan pola pembagian hasil 70 - 30% dimana 70% hasil dari profit pekerjaan itu buat dia dan 30% nya buat dia. Gue ternganga-nganga dengernya, mungkin dia belajar matematikanya diuar angkasa, jadi harapannya sudah tidak bisa dibayangkan oleh orang-orang planet bumi.

Gue langsung putuskan untuk tidak jadi bekerja sama dengan dia, yang akhirnya gue menunggu investor biasanya gue pulang dari luar kota dan akhirnya pekerjaan itu aman.

Jadi kalau menurut gue pribadi, karena uang kita tidak banyak maka kita tidak bisa membuat atau menjalankan usaha yang baik, gue jawab itu salah. Tapi memang suatu saat nanti kita memang harus berani untuk mempresentasikan usaha kita kepada orang yang memang memiliki dana besar untuk bekerja sama dengan usaha kita, itu iya. 

Tapi seperti yang gue bilang, semua itu seharusnya sudah dipersiapkan secara matang. Selain Investor dari perorangan, Bank pun siap diajak bekerja sama untuk menambah permodalan kita. Lagi-lagi dengan presentase yang baik dan memang kita sudah siap untuk menanggung besarnya OPEX (Biaya operasional Perusahaan) kita sendiri. 

Dengan begitu maka akhirnya kita bisa tumbuh dan mengembangkan usaha sesuai dengan keinginan dan cita-cita Anda sendiri. 

"Ooooooooo ..........." Sambung kawan gue itu. 

Dan akhirnya Adzan pun menyapa gue dan kawan gue, setelah itu kita sama-sama buka puasa dirumah gue, dan dia segera pamit pulang kerumah karena harus segera bertemu dengan keluarganya. 

Sukses buat lo yah bro. 




Salam Kreatif, 
Arie fabian

Comments