Mengenal Diri Dengan Swot Analisis


Mengenal diri menjadi topik pembicaraan Gue pada postingan kali ini. Mengenai diri masih sangat menarik untuk dijadikan sebagai bahan postingan. Diri merupakan satu sosok yang bernyawa, hidup dan "bisa menghidupi (asalkan mau)".

Bahkan yang lebih lucu lagi, kita aja gak kenal dengan siapa diri kita eh hobinya mau membenarkan hidup orang lain, ini susahnya. Gue hanya kadang berfikir sejenak kenapa kita dilahirkan, kalau kita ikuti sang penuntun umat (Sesuai dengan agama Gue, islam) maka Nabi Muhammad dilahirkan sebagai penerang jalan bagi umatnya. 

Sebenarnya tidak jauh berbeda jika dalam benak Gue, karena dasarnya kita diberi nama dengan makhluk sosial. Dimana kata makhluk sosial itu sendiri didefinisikan saling membutuhkan, berarti kita yakin ada orang disana yang akan membutuhkan kita atau sebaliknya. 

Jadi kalau menurut dari kesimpulan Gue, Gue dilahirkan dimuka bumi ini agar bisa bermanfaat bagi makhluk disekitar Gue. Kalau bicara makhluk maka bukan hanya manusia saja tentunya. Karena Gue sangat yakin sekali ketika Gue dipindahkan kesebuah tempat disitu Gue ingin diperkenalkan dengan seseorang dan disitu Gue pasti bisa bermanfaat untuk sekitar. 

Kita tidak pernah bisa menolak dimana kita dilahirkan, dan kita juga tidak bisa menolak dimana tempat tinggal kita berada, karena menurut Gue itulah jodoh. Jadi bicara masalah jodoh bukan hanya Gue bertemu dengan istri Gue saja, akan tetapi semua orang yang berkawan dengan Gue itu juga merupakan jodoh dariNYA.

Kita pernah merasakan sangat akrab sekali pada pertemuan pertama dengan seseorang dan kita bisa merasakan kita sangat tidak suka sekali pada pertemuan pertama dengan seseorang, itulah jodoh menurut Gue. 

Cocok dan tidak cocok akhirnya terkesan memang sudah sangat teratur dan tertata rapih keingian dari sang Khalik.

Suatu saat Gue pernah dijelaskan dengan kawan dari hasil proses diskusi tentang sebuah produk. Bahwa sebuah produk yang ingin kita endorse kita harus mengetahui SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats involved)

Anda bisa lihat disini :

Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Lalu gue berfikir bagaimana kalau gue  adalah produk. Maka gue akan mengenal apa kekuatan gue, apa kelemahannya, peluang dan Ancaman. Dengan begitu maka gue bisa mengetahui ketika gue berlebih (kuat) maka gue bisa berbagi dan ketika gue kurang (Lemah) maka gue bisa mencari orang yang bisa memberikan gue petunjuk.

Dan itu bisa dilanjutkan dengan peluang apa yang bisa gue gunakan untuk membantu orang beserta dengan ancamannya.

Itu akhirnya gue jadikan proses perkenalan gue dengan diri gue sendiri. Dengan begitu gue bisa tahu atas diri gue sendiri. Dan ketika gue semakin dalami ternyata begitu banyak kelemahan gue yang memang disetiap harinya harus terus gue perbaiki.

Kalau sudah begini kayaknya hampir tidak ada waktu untuk membicarakan tentang kelemahan orang lain. Kalau pun kita bisa melihat kekurangan orang lain, maka gue lebih baik daripada menggunjingkannya. Karena gue akan ingat kembali bahwa kelemahan gue juga sudah sangat banyak, kalau gue komparasikan dengan satu kelemahan dia maka belum tentu juga kita adalah yang lebih baik dari dia.

Setidaknya kita memang harus bisa mengenal diri kita sendiri sebelum kita menyesal karena tidak pernah berkenalan sebelum mati. Membicarakan kelemahan memang enak sekali, akan tetapi itu hanya membuat kita tidak pernah mengkoreksi diri kita sendiri. Jika sudah demikian maka kita akan selalu menyibukkan diri atas kekurangan orang lain. Jadilah kita yang tidak pernah beryukur atas diri kita sendiri.

Dan jika sudah demikian maka energi positif kita akan terus terkikis sehingga akan menyebabkan energi negatif menguasai atas diri kita. Jika sudah demikian maka semua yang diperbuat oleh orang terhadap kita akan selalu salah dimata kita.

Idul Fitri ini menjadi ajang meng "Nol" kan diri kita sendiri. Marilah kita terus memperbanyak energi positif setelah Idul Fitri berlalu. Marilah lebih banyak lagi berbuat untuk bisa membantu Makhluk disekitarnya. Masih banyak yang harus kita lakukan tanpa menyalahkan apapun.

Jika saja kita berfikir berapa makhluk yang ada disekitar kita, maka kita memang saatnya membantu mereka saling hidup menghidupi.

Terkadang gue merasa iri kepada petani ketika dia sangat menyayangi padinya agar tumbuh besar dan bisa dipanen. Dengan begitu dia bisa menyayangi lebih dari sekedar hubungan manusia kepada manusia. Dan hasil dari sana, berapa manusia bisa teratasi dari kelaparan, sungguh luar biasa bukan. Semuanya terlepas dari pembicaraan tentang kelayakan hidupnya



Salam Kreatif,
Arie fabian 

Comments

Post a Comment