Rokok 50.000, Kenapa Nggak ?


Ribut soal rokok 50 rb, yang pertama banget gue sih cuma mau bilang, pastiin dulu itu beritanya, sudah valid atau belum, dari media apa, dan sumbernya darimana. 

Sampai sejauh ini sih kalau yang gue lihat media yang memberikan informasi tentang naiknya rokok baru media yang mau cari sensasi klik. Klik Byte kalau kata mas kemas kawan di Sosial Media. 

Tapi kembali lagi kalau menurut gue, rokok 50 ribu itu bagus, karena memang gue sendiri sangat prihatin dengan anak-anak yang belum cukup umur yang sudah merokok. Sebagai contoh, lo liat aja deh, nongkrong di Sevel, pasti pemandangan anak SMP merokok sudah jadi sebuah pemandangan yang biasa lo lihat kalau disana.

Padahal jelas banget, regulasi umur untuk orang yang merokok itu 18+ tapi kok mereka bisa membeli bahkan mempertontonkan merokok didepan umum. 

Dengan harga rokok Rp.50.000,- itu membuat mereka akan kesulitan mendapatkan rokok. Setidaknya akan mengurangi pastinya. Kalau untuk memberhentikan gue yakin banget untuk mereka akan sulit sekali. Kecuali baru yang nyoba-nyoba, pasti akan berhenti kalau harga rokok sudah di 50.000

Gue perokok berat, tapi gue setuju kalau rokok dinaikkan Rp.50.000,- atas alasan apapun. Buat gue yang lebih penting sekarang adalah mencegah itu para bocah untuk tidak ugal-ugalan (merokok sembarangan) padahal duit aja masih pada minta sama orang tua. 

Memang angkanya fantastis, bagi perokok berat kayak gue sehari bisa 4 bungkus, maka pengeluaran gue akan bisa dipastikan menjadi 200.000 sehari. Tapi gue terkadang kesel juga kalau melihat mereka (anak SMP kadang malah ada anak SD) sudah mulai coba-coba merokok, dan bahkan itu gampang banget kita jumpai di minimarket-minimarket ditempat Anda yang tinggal di Jakarta.

Seharusnya memang ada gerakan bersama dari Perusahaan Rokok dan Distribusinya untuk mengatur jangan sampai ini dikonsumsi oleh anak dibawah umur sesuai dengan regulasinya 18+

Karena memang kalau gue lihat lagi beberapa kali gue nongkrong di tempat minimarket itu, bukan cuma keinginan dan para siswa itu juga, melainkan seperti menjadi tren tersendiri. Kalau ada kawannya yang nggak merokok di olok-olok dan dibilang gak gaul oleh kawan-kawannya yang merokok. 

Nah ini tentunya yang ditakutkan. ketika itu sudah menjadi tren dikalangan anak yang belum cukup umur membudayakan rokok. Jadi kalau rokok jadi 50 rb, pasti yang punya rokok gak akan nawar-nawarkan kepada yang lain, karena mahal ......

Menurut lo gimana sobat ? 




Salam Kreatif, 
Arie fabian

Comments