Teori AIDA


Gue berbincang-bincang dengan kawan Gue yang kebetulan membuka usaha di sebuah Mall dibilangan Jakarta Pusat. Banyak ilmu yang Gue dapat dari hasil perbincangan ini, salah satunya adalah Teori AIDA (Attention, Interest, Decesion, Action). Dimana dalam menjalankan usahanya dia selalu menggunakan cara itu, dan kenyataannya selalu berhasil terjual habis semua produknya. 

Dia menjual sebuah aksesoris dari kulit, mulai dari dompet sampai dengan tas. Tidak begitu banyak barang yang dijualnya, tapi barang tersebut selalu habis terjual. Menurut konsep dari AIDA adalah seorang Salesman dia tuntut untuk melakukan pro aktif kepada calon pembeli. Menanyakan kebutuhan si calon pembeli, minat dari calon pembeli lalu memberikan rasa nyaman dalam mengiringi sang calon pembeli yang datang ketempatnya.

Seorang salesman atau store keeper ditempatnya terbilang tidaklah banyak. Karena toko yang dimiliki disebuah Mall ini memang tidak terlalu besar, sehingga 4 orang penjaga dan 1 orang kasir sudah cukup dia pekerjakan di toko tersebut. Karena diminta untuk Pro aktif maka sang store keeper tidak boleh menunggu seseorang untuk membeli produknya dengan suka rela. 

Seorang Store keeper harus selalu dibuat semenarik mungkin, sehingga tidak heran kalau yang dipajang didepan tokonya memang wanita muda yang menarik pembeli agar timbul niatnya untuk singgah dan mampir kedalam tokonya. Lalu setelah itu dia juga harus menarik minat dari seorang calon pembeli yang sudah mampir ketokonya untuk memberikan penjelasan tentang produknya. 

Lalu setelah memberikan penjelasan maka ia juga harus membantu calon pembeli untuk mengambil keputusan agar ia merelakan uangnya untuk membeli produk yang diatawarkan ditokonya. Tidak sedikit juga yang menggunakan cara ini dalam menjalankan usaha, namun ada juga kadang Gue temukan disebuah toko - toko seorang store keeper yang cantik namun pada saat menjelaskan, Gue tidak menemukan jawaban atas pertanyaan Gue. 

Dimana disini peranan mengerti tentang pengetahuan produk sangatlah penting, menarik tapi tidak bisa menjual buat Gue juga sia - sia belaka. Karena lambat laun akan terlihat bahwa Anda akan merasakan salah sasaran, karena yang berkunjung ketempat usaha Anda para hidung belang yang hanya ingin mencari perhatian kepada store keeper Anda. 

Kita ambil contoh lagi seorang store penjual CD atau DVD Original seperti Disc Tara, Mega Disk, dll. Mereka melayout storenya sedemikian rupa, membangun design yang sangat menarik, menimbulkan kesan nyaman dan sesekali memutar thriller - thriller film dengan sound yang sangat besar (Attention). Dan orang yang terkena daya tarik ini akan menjadi minat untuk menghampiri Store mereka (Interest). 

Calon pembeli digiring oleh para store Keeper mereka kepada produk-produknya, membantu memilihkan jenis film yang cocok dengan selera si pembeli (Desicion) 

Bila calon pembeli cocok maka akan terjadi sebuah Action untuk membeli DVD tersebut. Maka sudah terjadilah sebuah konsep AIDA tersebut dalam satu kegiatan promosi pada usaha Anda. Menarik memang pebincangan ini karena keluarnya dari seorang pemiilik dari usaha yang memang dia tidak sekedar bicara tapi memang berdasarkan pengalaman yang dia lakukan. 

Jika kita lihat konsep dari AIDA ini, tetap diperlukan sebuah design dan layout yang memang diusung dari sang pemilik dari perusahaan. Tidak sedikit pada saat sekarang orang membuka usaha hanya berdasarkan dari apa yang mereka lihat dari contoh - contoh usaha yang sudah ada, sehingga pada saat menjalankannya akan terkesan seperti tidak matang dalam mengelola program penjualannya. 

Membuat design yang baik harus disertakan dengan tujuan yang jelas. Jika memang tidak jelas tujuannya, maka design yang dibuat sebagus apapun akan terlihat bertolak belakang dengan kegiatan promosi Anda. 

Membuat Layout design memanglah penting, tapi jauh lebih penting Anda memang mengerti rangkaian dari pola marketing Anda. Karena sebuah design yang baik harus membantu seorang marketing dalam bekerja, jika memang tidak dapat membantu maka sebuah kegagalan dari design itu bisa dikatakan salah bersama. 

Gue seorang designer terkadang bingung menghadapi sikap client yang bingung hendak membuat sebuah konsep. Lalu Gue sering eksplor materi dari cara mereka memasarkan produk mereka. Biasanya dari sana bisa membangun titik - titik yang makin lama bisa tergambar menjadi sebuah konsep. Walaupun ada beberapa client Gue yang sudah mengerti apa yang hendak mereka lakukan. 

Karena beban penjualan itu tidak bisa Anda berikan kepada seorang designer dengan kecanggihan designnya. Secanggih apapun itu tetap perlu diaktivasi oleh orang - orang disekitar design tersebut. Kita sering menjumpai sebuah layout yang bagus tapi tidak mampu menarik pengunjung sesuai dengan ekspektasi. Tapi setelah dipelajari, itu memang kesalahan dari seorang pramuniaga yang terkesan "jutek" dalam melayani karena selalu sibuk dengan bb nya sendiri. 

Hal - hal seperti itu juga harus kita lihat secara porposional untuk keseluruhan dari rangkaian penjualan yang akan Anda lakukan. 





Salam Kreatif, 
Arie fabian

Comments