Kalau kita berbicara jaman dulu, kita tidak akan menemukan teknik pengerjaan animasi yang seperti sekarang. Kita sudah pasti tahu, bahwa, pengerjaan film animasi dilakukan dengan cara digambar.
Digambar alias melalui ilustrasi gambar. Satu Scene itu pastinya memerlukan banyak sekali gambar, agar akhirnya itu seperti menjadi bergerak.
Melalui banyak gambar, akhirnya bisa tercipta gambar itu seperti bergerak.Kita tahu dulu ada film mickey mouse, Tom and Jerry, dan masih banyak lagi. Setelah era itu, sekitar tahun 2000-an kita dikejutkan dengan sebuah animasi yang lahir dari software yang bernama flash.
Dojo fight ini memang cukup terkenal pada saat itu. Dan tidak sedikit juga animasi banyak dikerjakan dengan menggunakan software Flash. Dengan harapan gambar tidak dibuat berkali-kali, alias satu kali tapi bisa dicopy paste dan diarahkan atau digerakkan menggunakan software flash ini.
Logika simpelnya kayak gini :
Logika simpelnya kayak gini :
Namun pada era sekarang, teknik pengerjaan animasi lebih banyak lagi dan seru sih menurut gue. Karena memang selain softwarenya sudah banyak mendukung, refrensi nya pun lebih banyak. Coba saja kita bandingkan 3 channel, Disney, Nick Junior, dan Cartoon Network. Sudah pasti Anda akan disajikan oleh kartun yang memang sangat berbeda sekali nuansanya.
Bahkan didalam disney channel sendiri pun pengerjaannya banyak yang berbeda. Coba bandingkan antara Mickey Mouse dengan Winnie the Pooh cerita malam sebelum tidur. Itu juga sudah berbeda.
Yuk coba disimak beberapa carnya :
Bahkan didalam disney channel sendiri pun pengerjaannya banyak yang berbeda. Coba bandingkan antara Mickey Mouse dengan Winnie the Pooh cerita malam sebelum tidur. Itu juga sudah berbeda.
Yuk coba disimak beberapa carnya :
1. Menggunakan Gambar Tangan.
Ini memang cara yang paling kuno, sudah dilakukan dari jaman dulu kala. Tapi tidak sedikit film animasi yang tetap dikerjakan dengan menggunakan gambar tangan. Tayangan pada cartoon network banyak menyajikan film animasi yang dikerjakan menggunakan gambar tangan.
Lihat video diatas, mereka menggunakan wacom untuk membuat gambar atau ilustrasi dan menggerakannya.
2. Menggunakan Modelling 3D
2. Menggunakan Modelling 3D
Modelling 3D, membuat nuansa dari animasi itu terasa sekali kedalaman gambarnya. Karena memang karakter dibuat melalui proses modelling terlebih dahulu pada software 3D.
Anda bisa lihat dimana karakter di modelling ulang, lalu digerakkan menggunakan software 3D. Proses modellingnya akan sedikit lebih lama dibandingkan dengan cara digambar. Hanya saja untuk pengerjaan dengan cara ini, setelah selesai modelling, maka model bisa dipakai berulang-ulang.
Itu yang membuat berbeda pada gambar. Kalau menggunakan gambar, untuk film yang baru harus menggambar baru lagi, kalau menggunakan modelling 3D, maka objek atau karakter tidak perlu dimodelling ulang, kecuali karakter menggunakan baju yang berbeda, potongan rambut yang berbeda, dan sebagainya.
Kalau karakter itu konsisten tidak berubah, maka karakter akan digunakan terus pada film tersebut. Pada modelling 3D ini bisa juga menghasilkan film 2D. Seperti Upin ipin, modellingnya menggunakan software 3D tapi outputnya 2D.
3. Stop Motion Animasi
Itu yang membuat berbeda pada gambar. Kalau menggunakan gambar, untuk film yang baru harus menggambar baru lagi, kalau menggunakan modelling 3D, maka objek atau karakter tidak perlu dimodelling ulang, kecuali karakter menggunakan baju yang berbeda, potongan rambut yang berbeda, dan sebagainya.
Kalau karakter itu konsisten tidak berubah, maka karakter akan digunakan terus pada film tersebut. Pada modelling 3D ini bisa juga menghasilkan film 2D. Seperti Upin ipin, modellingnya menggunakan software 3D tapi outputnya 2D.
3. Stop Motion Animasi
Film yang sangat terkenal menggunakan Stop motion adalah Shaun the sheep. Yup, memang benar, film ini menggunakan objek yang disusun, lalu objek tersebut digerakkan.
Prosesnya menggunakan Foto yang diulang-ulang. Foto tersebut lalu digabungkan dimasukkan kedalam software compositing seperti After Effect lalu dilanjutkan kepada software editing. Sebenarnya banyak bukan hanya shaun the Sheep saja, gue kasih contohnya satu lagi.
Nah kalau mau cari lagi, Anda bisa google aja deh, masih banyak kok. Semakin banyak fotonya maka akan bisa membuat gerakannya bisa semakin detail.
Seru bukan, gue juga sangat menyukai industri kreatif ini, dimana didalam dunia kreatif tidak pernah ada standard baku dalam mengerjakan sebuah masalah. Kalau memang orang bisa membuat animasi menggunakan software 3D tidak lantas menjadi standard bahwa proses pengerjaan film animasi harus menggunakan software 3D, tapi bisa dilakukan dengan cara lainnya.
Dan satu lagi yang penting, gue tidak pernah ada masalah menonton film animasi menggunakan proses apapun, yang penting pesan dari film itu sampai kepada gue. Masih sering banget gue putar-putar Tom and Jerry, Mickey Mouse versi lama, Upin ipin, Shaun the sheep, dan yang lainnya.
Bahkan pada film kartun jaman dulu, atau era dulu itu jauh lebih kuat pesannya. Tapi memang kekurangannya, visual animasi dengan menggunakan gambar tidak begitu diminati oleh anak jaman sekarang, kayak anak gue.
Anak gue gak kemakan itu film-film animasi yang jaman dulu, karena memang secara gambar tidak lebih menarik seperti saat sekarang.
Seru bukan, gue juga sangat menyukai industri kreatif ini, dimana didalam dunia kreatif tidak pernah ada standard baku dalam mengerjakan sebuah masalah. Kalau memang orang bisa membuat animasi menggunakan software 3D tidak lantas menjadi standard bahwa proses pengerjaan film animasi harus menggunakan software 3D, tapi bisa dilakukan dengan cara lainnya.
Dan satu lagi yang penting, gue tidak pernah ada masalah menonton film animasi menggunakan proses apapun, yang penting pesan dari film itu sampai kepada gue. Masih sering banget gue putar-putar Tom and Jerry, Mickey Mouse versi lama, Upin ipin, Shaun the sheep, dan yang lainnya.
Bahkan pada film kartun jaman dulu, atau era dulu itu jauh lebih kuat pesannya. Tapi memang kekurangannya, visual animasi dengan menggunakan gambar tidak begitu diminati oleh anak jaman sekarang, kayak anak gue.
Anak gue gak kemakan itu film-film animasi yang jaman dulu, karena memang secara gambar tidak lebih menarik seperti saat sekarang.
Mudah-mudahan bisa memeberi manfaat tulisan gue kali ini, buat lo yang ingin menjadi Animator, semangat terus, temukan saja kenyamanan lo sendiri cara membuat film animasi lo. Jangan terpaku dengan satu cara. Gue yakin suatu saat nanti akan lahir cara-cara baru dalam proses pembuatan film animasi.
Buat lo yang penikmat film animasi, coba ditonton juga behind the scene-nya, cara pembuatan dari film animasi itu sendiri. Banyak para penonton yang komplain, seolah-olah dia animator tanpa mempertimbangkan banyak hal. Padahal prosesnya sangat panjang sekali.
Kekurangan dari sebuah karya sudah pasti ada, karena memang itulah yang membuat para kreator atau animator ingin membuat lagi dan lagi film yang mereka luncurkan. Dan yang asyiknya, Indonesia sekarang sudah banyak loh animatornya. Baik secara personal maupun studio Animasi.
Gue juga masih menunggu hasil karya anak bangsa naik kebioskop.
Salam Kreatif,
Arie fabian
Comments
Post a Comment