Alhasil dari proyek pembuatan film pendek untuk kota Depok, gue jadi bekerja sama dengan seorang Sutradara yang lumayan sudah banyak membuat film, baik layar lebar maupun sinetron. Didalam perjalanannya, gue tidak lepas terus bertanya untuk dunia yang dia geluti ini. Jadi gue menanyakan banyak hal tentang dunia perfilman. Karena buat gue, belajar itu bisa dimana saja dan sama siapa saja.
Gue banyak bertanya tentang perihal bagaimana jika kita otodidak ingin menjadi sutradara, apakah memungkinkan ? dan jawaban dia sangat memungkinkan. Namun jalan yang dilalui memang cukup panjang. Jika ingin menjadi sutradara, kita punya dua jalan, yang pertama melalui jalur formal yaitu sekolah dan yang kedua adalah otodidak.
Obrolan menjadi sangat menarik, ketika memang dia bilang ada beberapa sutradara tidak menempuh lewat jalur pendidikan alias otodidak. Jadi gue kejar deh, mumpung yang ahlinya yang ngomong. Om Rachmad Rangkuti ini salah satu sutradara yang tidak melalui jalur pendidikan. Cuma memang beliau beruntungnya memiliki saudara yang kuliah di IKJ. Jadi dari awalnya dia diajak untuk menggarap film bersama anak-anak IKJ, tapi belum menjadi sutradara saat itu.
CARA JADI SUTRADARA DENGAN OTODIDAK.
Menjadi sutradara dengan cara otodidak menurut om Rahmad Rangkuti ini kita bisa melalui jalur ikut-ikutan di produksi film. Dengan catatan lo memang harus sudah bisa menguasai salah satu peran di pembuatan film. Contohnya, dari seorang Cameramen, lighting ataupun bisa dari jalur art. Kalau memang dari jalur Art, maka lo bisa ikutan di produksi film menjadi seorang art crew. Yang membantu proses set untuk kebutuhan sebuah film. Nanti dari sana lo bisa menguasai ilmu banyak hal. Mulai dari melihat proses workflow dari pembuatan film sampai dengan penyutradaraan sebuah film.
Dari jalur itulah, lo bisa merintis karir sampai dengan jalur Astrada. Itu juga dengan catatan lo terus ikut bergabung dengan produksi film yang lebih banyak lagi. Gak bisa hanya satu dua film saja. Lo bisa ikuti jenjangnya disana. Kalau mulai dari Art Crew mungkin lo bisa sambil belajar melihat master brakedown shooting, lo bisa melihat master Schedule shooting, lalu crew call, dan bisa belajar membuat sebuah sinopsis cerita, sampai dengan pemaparan gambar dari sinopsis itu sendiri. Karena memang menjadi seorang Sutradara bukan juga hal yang mudah, tapi bisa kita lakonin dari bawah. Cuma tadi syaratnya butuh kesabaran dan mau belajar banyak.
Bersama Om Rachmad Rangkuti |
Dikesempatan diatas, gue belajar menata sebuah skenario, mengembangkan sampai dengan membayangkan bagaimana nanti pada susunan cerita menjadi gambarnya. Menjaga mood cerita, emosi cerita agar terus bisa terjaga itu juga bukan hal yang mudah. Kali ini memang gue di Coaching sama Om Rachmad Rangkuti ini sangat keren. Jadi gue bisa melihat kerangka berfikirnya sampai dengan gue dikasih kesempatan untuk mengembangkannya.
Gue kali ini memiliki project bersama membuat film pendek. Nah satu tantangannya untuk membuat film pendek adalah, kita harus bisa menjelaskan di sebuah film pendek itu tentang karakter yang kita keluarkan tanpa bertele-tele. Karena memang kalau bertele-tele bisa kebayang lah, kita bisa menghabiskan durasi waktu yang cukup panjang. Itu sih yang menurut gue jadi tantangan tersendiri, sampai-sampai ada satu karakter yang akhirnya baru bisa gue jelasin di Scene terakhir.
Durasi film pendek itu berkisar 24 - 30 Menit. Paling panjang itu adalah 30 menit kalau kata Aditya Gumay. Menjelaskan karakter itu juga bukan seperti sebuah perkenalan diri, gue anggap cara itu udah kuno banget. Gue lebih suka menyelipkan didalam cerita siapa itu dia sebenarnya. Keluarganya siapa, anak siapa, anak keberapa, kenapa dia punya dendam terhadap si B, dan seterusnya. Tapi penjelasan itu harulah mengalir sampai orang tidak sadar kalau dia sedang menjelaskan karakternya. Ketika di putar kedua kalinya, barulah dia dapat, oooo ternyata dia itu si ....
Nah setidaknya itulah brainstorming gue dan coaching dari Om Rachmad Rangkuti ini. Seneng banget ketemu sama orang-orang baik, dan memang senang membagi ilmunya. Semoga sehat terus om Rachmad ....
Salam Kreatif,
#ariefabian
Comments
Post a Comment